↻ Lama baca < 1 menit ↬

Di warung soto oseng, Bogor, Jawa Barat, ada tawaran kopi susu Stockholm Syndrome. Dasar ndesit, saya sempat heran, karena belum pernah dengar nama kedai kopi itu.

Membaca jenama itu saya pun teringat peristiwa penyanderaan di Stockholm, Swedia, tahun 1970-an. Para sandera akhirnya bersimpati kepada penyandera.

Sindrom kejiwaan itu akhirnya juga jadi jenama busana siap pakai di Prancis.

Jenama di Indonesia, dan Malaysia, adalah merek dan brand. Padahal kata Totot Indrarto sebelas tahun silam di warung angkringan Langsat, Kebayoran Baru, “Merek itu adanya di rak. Kalo brand ada di otak.”

Menyangkut brands dan konsumen tersandera, ada tulisan menarik di Medium.