↻ Lama baca < 1 menit ↬

edisi khusus majalah tempo: antropologi kuliner indonesia

Memang sebaiknya begitu, majalah berita tak melulu tentang politik dan itu sudah dilakukan oleh banyak majalah sejenis. Edisi Khusus Tempo 1-7 Desember 2014 adalah tentang kuliner (versi online di sini). Sudah sepantasnya Tempo melakukan itu, sama seperti Kompas sudah pernah melakukannya terutama dalam edisi akhir pekan: ada cerita lengkap tentang seni kuliner sebuah daerah (lengkap dengan sejarahnya), bukan sekadar info mengudap apa di mana. Untuk edisi ini Tempo melakukan pelibatan diri dengan mencari bahan dapur, termasuk masuk ke dalam hutan di Kalimatan Utara.

edisi khusus tempo: antrologi kuliner indonesia

Ketika kesejahteraan masyarakat kian membaik, seni perdapuran – seperti halnya pelancongan –  pun menjadi kebutuhan. Bahwa dalam perkembangannya kuliner bagi orang tertentu lebih dilihat sebagai seni pengudapan, itu lain soal. Nyatanya kesadaran seni perdapuran terus menyebar. Televisi dan media sosial menjadi pengabar.

edisi khusus tempo: antropologi kuliner indonesia

Ada sejumlah orang yang mengira “kuliner” itu istilah baru. Televisi, angara lain melalui Bondan Winarno, yang mendemamkan istilah itu sehingga mentergap telinga lebih banyak orang. Padahal sudha lama bahasa Indonesia mengenal kata “kuliner” tetapi melalui media cetak, padahal persebaran dan penyerapan media cetak tak sekuat TV dan media sosial, kan? » Lihat Beritagar

sejak kapan istilah kuliner dikenal orang indonesia?

© Ilustrasi: Beritagar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *