↻ Lama baca < 1 menit ↬

Saya belum melakukan survei, tetapi beberapa kawan yang gemar memotret dengan kamera saku maupun ponsel mengakui satu hal. Apa? Mereka menyimpan semua jepretan di komputer tapi hampir semuanya tak di-rename. Padahal ada ratusan bahkan ribuan foto kalau sudah bertahun-tahun.

Mereka juga mengakui, nama hasil generated dari kamera akhirnya membingungkan dalam pencarian. Browsing secara visual itu melelahkan.

Kalau menamai folder per tanggal jepretan? Itu kadang mereka lakukan. Tapi seringkali tak banyak membantu.

Kalau foldernya adalah Bali1, sampai Bali19, maka lima tahun kemudian mereka sudah lupa apa saja dan siapa saja yang ada dalam foto, padahal diperlukan. Misalnya akan dipinjam oleh media berita karena menyangkut foto buron.

Tentu urusannya bukan melulu kriminalitas. Mencari foto teman yang sudah almarhum, padahal akan dibuatkan obituari oleh teman seangkatan, menjadi sulit karena semua nama foto berawalan P, PIC, IMG, DSC dan DSCN. Demikian pula mencari foto lama kedua sahabat yang akhirnya menikah. Atau foto anak.

Pertanyaan saya adalah mengapa tak dinamai? Jawabannya persis alasan saya: tak sempat dan lupa.

Lantas kalau tak akan diperlukan, kenapa semua foto disimpan, termasuk yang hasilnya buruk? Jawabannya seragam: sayang kalau dihapus.

Sebetulnya kalau foto terpilih tak akan dicetak, atau tak akan diolah ulang, padahal jepretan andalan sudah masuk Facebook, Photobucket, Picasa, dan blog, maka foto-foto itu boleh kita buang dari memori digital. Tambahan: penamaan foto di internet itu mempermudah pencarian, apalagi jika disertai judul dalam web (“alt” dan “title”).

Waktu cepat berlalu. Mengingat isi ribuan foto lima tahun lalu bukan hal mudah, padahal sudah dibantu data berupa tanggal. Siapa yang bisa mengingat semua peristiwa dan acara lima tahun lalu, kecuali dibantu oleh catatan harian?

Semakin murahnya fotografi digital dan harga media penyimpanan membuat kita boros jepretan tapi kemudian tak tahu cara memanfaatkannya.

Meskipun begitu tenang sajalah. Jawaban standar sudah ada: “Suka-suka gue dong. Yang penting kan motret!” :p

*) Dimuat di detikinet 21 Maret 2011

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *