↻ Lama baca < 1 menit ↬

Suatu hari di dalam kelas, seorang dosen bertanya kepada mahasiswanya, siapa yang bersedia meminjamkan KTP-nya. Tak ada yang mau.

Wajar. Siapa sih yang mau meminjamkan selembar kertas berisi data diri, yang siapa tahu bisa disalahgunakan? Ada nama, alamat, dan tanggal lahir di sana.

Nama dosen itu adalah Donny B.U. (donnybu.com), pernah menjadi pengurus detik.com, sekarang menjadi salah satu ketua internetsehat.org.

Dalam sebuah diskusi di Malang tahun lalu itu, Donny hanya ingin menunjukkan bahwa terhadap isian di KTP banyak orang ingin melindungi info tentang dirinya. Padahal di Facebook, yang isiannya lebih banyak, banyak orang merasa nyaman saja mengumumkan data dirinya, termasuk mencantumkan nomor ponsel.

Saya tidak tahu Anda termasuk yang menganggap Facebok dan KTP sama terbukanya atau sama rahasianya. Toh nyatanya banyak orang yang mengunci profilnya di Facebook agar tak terbaca semua anggota.

Sebetulnya batas privasi setiap orang berbeda. Itu sebabnya ada orang yang bisa memperbarui status dirinya di media sosial dengan isi apa saja, dari soal kangen sampai cerai (lalu cari lagi), dan ada pula yang tidak.

Bagi sebagian dari Anda, mengumumkan diri di Facebook maupun Twitter sedang nongkrong di sebuah kafe bukanlah masalah. Bagi sebagian yang lain itu tak nyaman karena keberadaannya diketahui khalayak — termasuk diketahui oleh pasangan yang tak diajak.

Lebih sial lagi adalah jika orang lainlah yang mengumumkan keberadaan Anda di kafe atau bioskop. Anda sudah diam-diam, eh… orang lain yang membocorkan. Padahal siang itu adalah hari kerja, mestinya Anda ngantor.

Tetapi ada juga yang berpendapat justru di era yang bebas, tanpa pemerintahan otoriter, ini maka privasi semakin longgar. Mengumumkan keberadaan diri, lengkap dengan geo-tagging, bukanlah masalah karena tidak dikejar-kejar intel seperti abad lalu.

Malah ada yang berpendapat, hanya orang bermasalah dan tidak jujur yang suka merahasiakan dirinya. Misalnya banyak utang dan doyan selingkuh.

Boleh tahu batas privasi Anda di media sosial?

*) Dimuat di detikinet 14 Maret 2011

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *