↻ Lama baca < 1 menit ↬

MUNGKIN INILAH PERBEDAAN GENERASI.

laptop di kafeMohon jangan Anda tertawakan penuh pelecehan jika ada orang berusia 45 ke atas heran melihat perilaku orang-orang yang lebih muda.

Misalnya, “Kenapa sih anak-anak itu ke mana-mana bawa laptop? Udah belasan tahun aku pake laptop, malah sudah lima kali ganti, tapi paling membahagiakan kalo bisa ninggalin itu barang di rumah.”

Kalaupun sepulang kerja mereka menyinggahi kedai, kadangkala laptop tetap di dalam tas. Kenapa tak ditinggal di mobil? Takut dicolong orang, apalagi dengan memecahkan kaca mobil segala.

Selagi ngeteh atau ngopi, atau menunggu orang lain, kaum sepuh itu lebih suka baca media kertas: koran, majalah, buku — kadang malah laporan kerja dan makalah.

Sesekali mereka berhalo-halo, bernada perintah, dengan ponsel yang tidak tergolong mutakhir tapi soal pulsa tak pernah fakir.

Mungkin Anda akan menukas, “Lha apa gunanya ada perangkat mobile computing kalo ditinggal?”

Bagi sebagian dari mereka, laptop lebih berfungsi sebagai business machine. Ya, seperti iklan-iklan laptop sampai tujuh tahun silam: layarnya bergambar bagan serabi atau bagan batang. Kesannya serius, kurang fun.

Bagi sejumlah orang dari kelompok ini, internet hanya dipakai seperlunya. Bahkan ada juga yang punya akun e-mail, dengan domain perusahaan miliknya (maklum, juragan), tapi surat-menyurat selalu dikelola oleh sekretaris.

Jarak usia, perbedaan rujukan dan pengalaman, dan alam pikir, memang bisa menyembulkan kesenjangan dengan yang muda. Ketika mereka masih SD dan SMP, komputer belum terjamah. Ketika mereka mulai bekerja, kebisingan dot matrix printer sudah dianggap sebagai kemajuan besar: pamungkas keren untuk riwayat mesin tik.

Saya tak tahu, jika Anda sekarang masih di bawah 30 apakah kelak akan berjarak paham dengan putra-putri Anda setelah mereka remaja menjelang dewasa, terutama dalam pemanfaatan teknologi dan konsumsi hiburan. ;)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *