NPL: Mbakyu jamu gendong di Jakarta (2010)

Masih adakah penjaja jamu keliling maupun kios jamu di area Anda?

▒ Lama baca < 1 menit

Perempuan belia penjual jamu gendong di Jakarta 2010 — Blogombal.com

Jetpack, aplikasi ponsel untuk ngeblog dengan WordPress, memberi tahu ada tulisan lawas, dari tahun 2010, yang hari ini dibaca seseorang. Itu pos tentang seorang perempuan Jawa yang menjajakan jamu gendongan saat penjual lain sudah menggunakan sepeda bahkan sepeda motor.

Dia masih belia, singgah ke kantor saya di Jalan Langsat, Kebayoran Baru, Jaksel, pada suatu pagi. Dia mengenakan jarik, sedangkan untuk atasan dia mengenakan blus. Untuk alas kaki dia bersandal. Mbakyu jamu sekarang tak berkain, mengenakan sniker.

Saya tak bertanya apakah banyak pria, terutama bapak-bapak cunihin, yang kerap menggodanya apalagi secara kurang ajar. Perihal obat kuat sasetan saya tak bertanya untuk apa, saya ingat hanya bertanya apakah banyak pembelinya. “Kathah, Pak,” jawabnya. Artinya: banyak, Pak.

Perihal jamu, kini yang kian jarang bukan hanya mbakyu jamu tetapi juga kios jamu yang melayani minum di tempat. Kios di sekitar saya hampir semuanya sudah tutup.

Adapun foto dalam pos lawas itu saya perbaiki karena sebelumnya kecil, hanya 300 x 400 px, dengan tanda air Photobucket, penyedia hosting gambar yang akhirnya tidak gratis.

Pada 2010 apalagi sebelumnya, foto seukuran sekian itu cukup karena banyak bloger dan pembaca blog masih menggunakan layar CRT dengan resolusi 1028 x 768. Tema, atau desain blog, pun saat belum banyak yang bisa langsung mengepaskan lebar gambar. Itu pun masih ditambah bandwidth yang cekak.

Tinggalkan Balasan