Okelah, MBG itu penting. Tetapi kasus keracunan makanan terus terjadi. Menurut Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI), kasus keracunan terkait MBG per 21 September terjadi di 18 provinsi dengan total 6.452 kasus. Jumlah itu meningkat lebih dari 1.000 kasus hanya dalam waktu sepekan. (Kompas.id, Rabu, 24/9/2025).
Salah satu kasus terbaru, di Kecamatan Cipongkor, Bandung Barat, Jabar, hingga hari ini jumlah korban bertambah, dari 365 siswa menjadi 411 siswa, 47 anak di antaranya masih dirawat inap dan sisanya dirawat jalan.
Desakan moratorium, atau penangguhan, sambil mengevaluasi total dan membenahi, terus menguat mengingat sejak dijalankan awal tahun ini MBG terus bermasalah, yang utama adalah higiene makanan.
Akan tetapi sore tadi Wakil Menteri Sekretaris Negara sekaligus Juru Bicara Presiden, Juri Ardiantoro, di Jakarta menyatakan, “MBG jalan terus, Sampai hari ini MBG tetap berjalan, dan masalah-masalah yang terjadi saya kira akan diiventarisasi, dievaluasi oleh pemerintah untuk dicarikan jalan keluar.”
Perihal jalan terus, di persimpangan jalan ada dua macam rambu, belok kiri jalan terus (lihat contoh) dan lurus jalan terus. MBG memilih rambu yang membolehkan jalan terus, belok kiri maupun lurus bukan soal, karena pemerintahlah yang membuat rambunya.
- Ortu harus diam kalau anaknya keracunan MBG | Mari belajar dari Brebes, tanah berambang yang bikin mbrebes mili* karena geli.
- Ayo, jadi vendor MBG! | Ingat, telur ayam hanya utuh direbus atau diceplok, bukan didadar. Jangan diganti telur puyuh.
- MBG: moratorium bergizi gratis | Pemerintah harus segera mengatasi masalah MBG. Sudah 5.000 korban keracunan.
- MBG itu piyé? | Jangan sampai kata “bergizi” dalam MBG menjadi kata lain karena korban keracunan terus bertambah.