Menteri ESDM Bahlil Lahadalia dulu bikin kesal masyarakat dalam masalah elpiji. Kini mengulang lagi dalam masalah BBM, ketika SPBU swasta, artinya bukan SPBU Pertamina yang persero namun saham dikuasai negara, kehabisan pasokan bensin non-subsidi. SPBU swasta itu Shell, BP, dan Vivo.
Akibatnya, semoga hanya sementara, Shell misalnya merumahkan pegawai. Bahkan petugas pom bensin Shell menjual minuman di depan tempat kerjanya. Pelanggan pom bensin kecewa, padahal bagi mereka harga lebih mahal bukan masalah.
Masyarakat awam menantikan penjelasan yang jernih dan sederhana dari Bahlil, misalnya:
- Kuota impor BBM bagi SPBU swasta sudah ditambah 110 persen tetapi kenapa habis?
- Kenapa sebagian konsumen lebih memilih SPBU swasta ketimbang Pertamina?
- Mengapa SPBU swasta diminta mengimpor BBM melalui Pertamina?
- Soal faktor Trump dalam neraca perdagangan RI-AS, apa risikonya kalau diabaikan, sampai berapa lama?
Silakan kalau Bahlil nan cerdik cendekia menganggap masyarakat bodoh, sulit diberi pemahaman masalah. Harap diingat, tak semua warga pernah bikin disertasi, dengan maupun tanpa tanpa masalah. Jelaskanlah masalah kepada awam dengan cara sederhana.
