Tiang kebanggaan Setnov adalah bangunan bersejarah

Tiang monumental, buka 24 jam. Bagaimana jika Google menghapusnya?

▒ Lama baca < 1 menit

Sejarah mencatat akal busuk Bajingan Setya Novanto — Blogombal.com

Carilah “tiang Setya Novanto”. Anda akan bersua banyak arsip berita berikut fotonya. Ada pula cerita latar bagaimana pengacaranya, Fredrich Yunadi, menyelamatkan kliennya, termasuk memanfaatkan layanan rumah sakit.

Itu semua adalah sejarah. Tak boleh dihapus. Apalagi ada unsur komedinya, seorang tokoh mencari cara apa pun agar selamat dari jerat hukum antikorupsi. Sepandai-pandai tupai melompat untuk mempertahankan kehormatan akhirnya tetap dianggap bajing(an).

Google Maps masih memuat penandaan tiang yang tak kecipratan duit korupsi itu. Tertulis keterangan bahwa itu bangunan bersejarah, buka 24 jam.

Karena tak melihat langsung ke lokasi, saya tak tahu itu tiang telepon ataukah tiang lampu PJU ataukah tiang listrik PLN. Biarlah Setnov dan Yunadi yang meluruskan soal tiang yang aslinya tidak bengkok: itu tiang apa sebenarnya.

Sejarah mencatat akal busuk Bajingan Setya Novanto — Blogombal.com

Bagaimana jika Google menghapus penandaan itu? Ya harus dilawan dengan petisi karena menghapus salah satu tetenger atau landmark digital yang bersejarah.

Bagaimana jika pemilik tiang, siapa pun mereka, memindahkan tiang, apa pun alasannya? Silakan. Tetapi lokasi geografis dengan koordinat tidak boleh dilenyapkan. Apakah itu termasuk sistem informasi geografis? Itu diskusi lain waktu.

Apakah pihak Setnov berhak mengajukan permohonan penghapusan tanda? Ini bukan soal legal. Dia tak punya hak moral untuk membersihkan namanya yang busuk dari sejarah. Bahkan stempel koruptor harus selalu melekat pada namanya sepanjang hayat masih diselimuti bakpao, karena meskipun dia bekas napikor tidak bisa disebut mantan koruptor. Ingat, korupsi menurut PBB adalah kejahatan luar biasa.

Kalau soal dia mengaku menyesal, bahkan tobat, itu hak dia. Terserah dia. Kita boleh mengabaikannya seperti dia juga mengabaikan rakyat. Kita memaafkan dia itu tentu mulia, namun jangan melupakannya. Dia aset bangsa dalam sampel kebusukan. Harus kita rawat dan lestarikan.

5 Comments

mpokb Rabu 20 Agustus 2025 ~ 10.14 Reply

Oh, ternyata tiang lampu jalan ya? Telanjur salah kaprah. Bisa jadi objek wisata nih, foto bareng tiang sakti mandraguna 🙈

Pemilik Blog Rabu 20 Agustus 2025 ~ 11.02 Reply

Belum pasti itu. Kapsi foto media kurang jelas padahal ada lebih dari satu tiang. Cara norak blog ini pake tanda panah mestinya bisa dipakai

Rudy Rabu 20 Agustus 2025 ~ 10.06 Reply

Kalau tidak menyebut nama, bisa pakai kata tiang bakpao.

Pemilik Blog Rabu 20 Agustus 2025 ~ 10.55 Reply

Kesian produsen bakpao dan penggemar bakpao

Tinggalkan Balasan