
Sabar, maksud saya dalam judul di atas, yang pendek itu pohonnya, bukan pisangnya. Kalau saya tulis “pohon pendek pisang” akan membingungkan. Tetapi jika saya menerapkan tanda hubung sehingga menjadi “pohon-pisang pendek”, para editor tampaknya tak bersepakat, padahal menghemat satu kata, yakni kata “yang”. Kalau saya tulis a short banana tree akan ditertawakan, tumben sok Inggris.
Sayang saat saya memotret pohon pisang ini tak ada orang dewasa maupun anak-anak, juga kambing, untuk perbandingan ketinggian pohon. Maka saya menambahkan gambar pria dewasa sebagai ancar-ancar ukuran.
Lalu hubungannya dengan kambing? Saya membayangkan jika kambing kampung sekitar dibiarkan masuk kompleks akan makan pisang. Saya pernah melihat sekawanan kambing melalap tanaman hias dari luar pagar.
Pohon pendek ini ditanam di depan sebuah rumah kosong, namun bukan di RT maupun RW saya. Ada yang menarik dalam kompleks lama nan tak mewah: selalu ada orang menanam pohon di luar pagar, dari belimbing, pace, jeruk limau, cabai, salam, sampai mangga.
Oh ya, menurut Anda ini pisang apa? Jangan menjawab, “Pisang pendek.”


8 Comments
Soal hewan masuk perumahan, tadi pagi anak wedok gembira melihat sepasang bebek masuk ke komplek, mencari makan di rerumputan sekitar pos sekuriti.
Kok cuma sepasang? Biasanya bebek itu berombongan 😇
Bebek ini belum pernah terlihat sebelumnya. Dugaan saya, ada rumah di dekat perumahan yang baru beli sepasang.
Sekadar miara, bukan beternak. Soalnya cuma sepasang, sudah besar pula. Dulu waktu kecil saya lihat peternak bebek sering berburu bekicot untuk pakan, si moluska dihacurkan di kali, lalu para bebek makan
Mirip pisang raja atau ambon, tapi saya nggak yakin 😅
Kalau ada pohon pisang di kompleks, biasanya tetangga kebagian barang sesisir hehe..
Bagus itu. Pepaya juga dibagikan? Mangga?
Saya dulu menyebutnya pisang bonsai, tak tahu dari varietas apa. Sekarang banyak tanaman buah yang bisa ditanam di dalam pot saja dan berbuah saat tingginya masih pendek (ini bagaimana Bahasa Indonesianya?).
Di depan rumah, di luar pagar, saya menanam pohon salam, yang daunnya sering diminta oleh tukang sayur keliling untuk dijual.
Iya, sekarang banyak tabulampot, tanaman buah dalam pot. Saya kadang metik daun jeruk dari pot tetangga. Kalo salam, kadang metik dari halaman tetangga satu, kadang dari luar pagar tetangga dua.
Malah dulu untuk pandan kami memetik dari luar tetangga tiga. Kalau belimbing wuluh dari pohon tetangga agak jauh.
Wan penjual sayur seneng itu, dapat manfaat ekonomi dari salam Pak Ndobos. Para pelanggan cukup bilang, “Titip salam, ya!”