Gareng: Somebody, someone, wong embuh

Misalnya Gareng adalah nama generik, dia boleh dianggap serupa John Smith.

▒ Lama baca < 1 menit

Warung Wedangan Nala Gareng, Solo — Blogombal.com

“Gampang, Kang. Kita cari gareng berapa gitu buat bantuin,” kata teman yang kadang saya sebut Kakang Mbarep. Dia wong Sala eh Solo, Jateng.

Gareng adalah sebutan dia untuk orang yang kurang jelas, antara penting dan tak penting. Saat itu saya butuh tenaga bantuan.

Suatu kali di pelataran hotel di Jakarta dia lihat sejumlah pria muda duduk-duduk, merokok, seperti menunggu sesuatu.

“Lalu gareng-gareng itu pada pake jas. Berubah jadi keren. Ternyata ada syuting film,” dia mengenang.

Sampai kini saya tak menanya dia dari mana datangnya sebutan gareng. Gareng setahu saya nama punakawan. Ya, dengan G kapital di depan. Sekalian G di belakang juga bisa sih. Kapital semua juga silakan. Lengkapnya adalah Nalagareng, anaknya Semar.

Melihat satpam kedai tetangga petentang petentang di depan kantor kami, dia berkomentar, “Gareng ora cetha kemlinthi kuwi.” Seorang pebisnis yang pernah membantu kami, karena terkesan akan sebutan gareng, akhirnya menggunakan nama alias dalam komunikasi internal sebagai Wong Gareng.

Warung Wedangan Nala Gareng, Solo — Blogombal.com

Jika Gareng yang bukan wayang itu menjadi nama generik untuk sosok pelengkap dalam kehidupan sosial, mungkin nama itu serupa John Smith dalam contoh isian default formulir digital pada masa lalu. Microsoft juga pernah menggunakan placeholder name itu, yang berkawan dengan John Doe.

Tetapi saya yakin, kedai Wedangan Nala Gareng di Solo bukan milik gareng yang bukan wayang.

Tinggalkan Balasan