Biro skripsi, tesis, disertasi, sampai jurnal

Masalahnya adalah kemampuan si pemanfaat jasa bantuan dan para penguji.

▒ Lama baca < 1 menit

Jasa membantu penulis snap skripsi sampai jurnal di Jogja — Blogombal.com

Apa saja cakupan layanan jasa bantuan tulisan ilmiah ini saya tak mencari tahu. Jadi, Anda silakan menanya langsung ke praktisinya yang beriklan di koran Tribun Jogja (Selasa, 13/5/2025).

Iklan yang sama juga ada di Kedaulatan Rakyat. Intinya saya tak mendakwa macam-macam. Tetapi dari biro lain, ada yang layanannya lengkap, setidaknya sampai skripsi. Bahkan si pembimbing ekstra yang mumpuni itu adalah pedro (pemuda drop out). Konon produk DO belum tentu bodoh.

Yah, segala urusan mudah kalau ada yang membantu. Misalnya urusan kendaraan bermotor. Dari memperpanjang STNK, mutasi dan balik nama, ganti warna cat bodi, lalu ganti mesin, ada biro yang siap membantu.

Bahkan dulu saya pernah melihat iklan di koran Jakarta yang menyediakan jasa menerbitkan surat cerai. Saya membayangkan ada dua wilayah fiktif.

Pertama: perceraian fiktif padahal sejak menikah belum pegatan. Kedua: belum pernah menikah kok bercerai, artinya pernikahannya hanya karangan.

Yang menarik dari biro jasa bantuan ilmiah adalah sampai tingkat S3, yakni disertasi. Pasti lebih berat daripada skripsi dan tesis.

Layanan berikutnya juga berat yakni menulis di jurnal. Tentu jurnal yang genah. Ini bukan perkara main-main, karena harus ditinjau ahli di bidang yang sama.

Kenapa tak ada layanan membuat makalah dan presentasi di layar? Saya bayangkan urusan ini lebih mudah, apalagi setelah ada AI. Bobot pengujinya tergantung kualitas peserta seminar.

Akan lebih mudah lagi kalau tanpa makalah, hanya sebagai pembicara tunggal di pentas. Tirta Hudi pernah melakukannya dan membuat kuis berapa persen dari presentasinya yang merupakan karya AI. Tetapi Tirta Cipeng paham apa yang dia paparkan di panggung.

Jika menyangkut karya ilmiah kesarjanaan, masalahnya adalah kemampuan si pemanfaat jasa bantuan dan para penguji. Saya pernah menghadiri sidang promosi doktor di FIB UI. Pertanyaan pengujinya berat-berat. Promotornya pun orang hebat.

Tetapi saya yakin promovendus tak memanfaatkan joki disertasi. Dia dapat berargumentasi dengan bernas. Saya mengenal dia sebagai pembaca dan periset tekun, serta eseis hebat — juga sastrawan jempolan.

Penulis karya ilmiah yang genah pasti sudah membaca daftar pustaka yang dia cantumkan, dan paham kutipan yang dia comot.

Soal lain? Jangankan skripsi, saya pernah sepintas melihat tesis yang bahasanya kacau. Menulis “di” sebagai awalan dan kata depan saja salah. Saya membatin, “Bedanya es doger dan S2 apa ya?”

Tentu kemudian saya berpikir entah bagaimana mutu pembimbingnya. Namun saya menghibur diri, ini tesis yang belum direvisi.

Tinggalkan Balasan