Ampyang alias gula kacang yang menggoda

Orang pelat H di Jateng dulu lebih tahu gula kacang ketimbang ampyang.

▒ Lama baca < 1 menit

Ampyang alias gula kacang yang menggoda — Blogombal.com

Ampyang. Gula kacang. Enak kalau gula jawanya manis agak lengket dan kacangnya bagus. Amankah bagi diabetisi? Saya tidak tahu. Silakan Anda cari info indeks glikemik ampyang.

Saya bisa makan ampyang sekeping langsung habis, lalu tambah lagi, tetapi bisa juga secuil dulu — memang secuil kadang berarti separuh kalau ukuran ampyangnya bukan yang mendekati jumbo. Penyuka ampyang bukan hanya manusia. Maka paling aman tentu menyimpannya dalam lodong atau stoples agar tak dirubung semut.

Makin ke sini makin jarang orang bertamu Lebaran disuguhi ampyang. Yang selalu ada itu nastar dan kastengel (dari bahasa Belanda kaastengels, artinya tongkat keju) serta kue kering lainnya, saya suka lidah kucing.

Ampyang alias gula kacang yang menggoda — Blogombal.com

Tentang ampyang, dulu orang Salatiga, Semarang, dan sekitarnya, di Jateng, terutama pelat H, menyebut penganan yang itu gula kacang. Mereka kurang paham ampyang, karena istilah yang ini hanya diakrabi warga pelat AD dan AB, yakni Solo Raya dan Jogja. Mungkin juga warga AA, eks Karesidenan Kedu.

Orang Semarang dan Salatiga pada 1980-an akhirnya mengenal ampyang. Dari siapa? Saya mengenal dari pengasong bus Solo-Semarang. Mereka, naik dari sekitar Boyolali (wilayah AD), turun di antara Bawen-Ungaran (wilayah H), lalu naik lagi ke arah Solo. Mereka juga menjual gula kacang dan menjajakannya sebagai ampyang.

Ampyang alias gula kacang yang menggoda — Blogombal.com

9 Comments

@sandalian Senin 7 April 2025 ~ 12.44 Reply

Ampyang ini salah satu makanan yang sering saya beli kalau naik bus Jogja – Solo (atau sebaliknya).

Ampyang yang dijual di bus biasanya diganjal kardus beberapa lapis agar terlihat banyak, tapi rasanya biasanya lebih enak (tidak eneg) daripada ampyang yang dijual di toko oleh-oleh.

Pemilik Blog Senin 7 April 2025 ~ 18.37 Reply

Ya, ya, ya betul diganjal kardus.
BTW naik bus Solo-YK karena dari Purwodadi via Gemolong ya?

@sandalian Selasa 8 April 2025 ~ 09.13 Reply

Betul, Paman. Dari Jogja ke Solo dulu, lalu ganti bus Solo – Purwodadi menggunakan Bus Rela.

Bus Solo – Purwodadi jarang yang menjual ampyang, paling banyak penjual arem-arem, juga banyak pengamen.

Baru ingat, dulu ampyang ini saya tahunya bernama “enting-enting”. Entah penyebutan dari mana, atau mungkin yang memberitahu saya salah memberikan informasi.

Budi W. Senin 7 April 2025 ~ 11.05 Reply

saya pribadi agak sulit menyebutnya gula kacang, karena di daerah simbah saya, karesidenan surakarta juga, ada ampyang yg tanpa kacang sama sekali: ampyang kelapa. biasanya warna jambon. enak banget.

Pemilik Blog Senin 7 April 2025 ~ 18.37 Reply

Lho? Ampyang tanpa kacang? Baru tahu saya. 👍

Budi W. Jumat 11 April 2025 ~ 05.30 Reply

ampyang kelapa ini kadang disebut juga kembang gula kelapa. bahan dasarnya dari serutan kelapa dan gula. agak mirip geplak tapi bentuknya gepeng dan lebih raw, karena kelapanya diserut bukan diparut (atau malah cuma dicacah kecil-kecil), dan tidak perlu diuleni sampai kalis.

Pemilik Blog Jumat 11 April 2025 ~ 10.38

Why kayaknya saya pernah lihat dan ngicipi tapi dulu gak tahu namanya 🙏🙈

mpokb Minggu 6 April 2025 ~ 00.34 Reply

Oh, baru tahu ampyang juga camilan lebaran. Saya tahunya ini oleh-oleh Yogya, selain bakpia, yangko, dan geplak 😃

Pemilik Blog Senin 7 April 2025 ~ 21.18 Reply

Ampyang paling enak. Pia tergantung bikinan siapa, saya suka bikinan 75. Kalo geplak terlalu manis

Tinggalkan Balasan