Merendam teh celup atau teh kantong itu sebaiknya berapa lama? Apalagi ramai soal isu kesehatan bahwa kantongnya mengandung klorin, bahkan mengandung mikroplastik atau malah nanoplastik. Intinya sih merendam lama itu membahayakan kesehatan.
Menurut artikel di Halodoc (2020), yang sudah ditinjau oleh dokter, merendam teh celup terlalu lama akan menghasilkan teh yang kental, padahal itu tak baik bagi ginjal. Artikel tersebut menyarankan perendaman 2—5 menit untuk umumnya teh, dan 3—5 menit untuk teh herbal.
Kalau saya sih tergantung dua hal. Pertama: cita rasa saya, yang boleh jadi berbeda dari orang lain. Kedua: mengikuti saran dalam kemasan teh celup. Jika menggunakan teh tubruk, misalnya untuk teh poci — bukan teh cap Poci — ya ikuti saja saran penyajian.
Memang sih, jenis teh dan setiap merek punya saran penyajian yang boleh jadi berbeda satu dan lainnya. Bukan soal. Yang penting selera kita. Jika menyangkut kekentalan, terutama teh hitam, ya kembali ke kebiasaan kita dalam mengonsumsi minuman: apakah kita minum air putih secara cukup?
Hal serupa berlaku untuk teh hitam melati legi panas kenthel (ginasthel) maupun panas legi kenthel (nasgithel). Masalahnya apakah kita menakar diri dalam mengonsumsi minuman manis, termasuk untuk es teh?
Dari laman Dilmah School of Tea saya dapatkan panduan, lalu saya buat tangkapan layar. Silakan simak. Ada soal jenis teh, suhu air, dan durasi perendaman. Lho bukannya mirip dengan kemasan teh celup pada umumnya? Ya. Untuk Yoga Tea, misalnya, malah disarankan 5—6 menit karena merupakan teh herbal.
Lalu soal kandungan klorin (pemutih) dalam kantong teh celup bagaimana? Dari arsip Detik (2017) ada penjelasan yang mengutip situs BPOM, bahwa kantong teh celup yang mereka uji tak mengandung pemutih. Menurut artikel Alodokter (2022) yang sudah ditinjau dokter, klorin selain punya fungsi bagus, misalnya membasmi bakteri, juga punya sisi buruk yakni menimbulkan iritasi pada kulit dan mata manusia.
Tetapi kantong teh celup umumnya juga mengandung plastik polietilen, kan? Nah, dari sebuah laman BPOM (2016), ada penjelasan, “Polietilen yang digunakan sebagai fungsi perekatan tidak meleleh pada suhu titik didih air, hal ini terlihat saat kantong kertas teh celup tidak terbuka saat diseduh dengan air panas.”