Kantong tembakau tingwé ini menarik karena dua hal. Pertama: bermerek Cap Perahu, namun yang menonjol adalah potret seorang gadis. Kedua: ada kata “dikeluarkan oleh”, bukan “diproduksi oleh” maupun “terbikin oleh”. Dua perkara tersebut terkesan arkais.
Saya tak tahu itu foto siapa. Dalam ranah produk tembakau, sejauh saya tahu pemuatan potret dilakukan oleh rokok klembak menyan Djolali, dari Muntilan, Magelang, Jateng.
Pada 1996 saya pernah ke rumah sekaligus pabrik milik Pak Bustam namun sang empunya jenama dan wajah sedang pergi ke Jakarta. Setelah itu tak ada kesempatan untuk bersua.
Ihwal merek Cap Perahu, ternyata logonya terpampang, kecil, berdiameter 1,5 cm. Kalah kentara dari logo utama angka 74 (apakah tahun berdiri?) dalam lingkar merah yang diapit pita dan sembilan bintang. Dalam pita — ya, ini gaya logo klasik — tertulis CV Tembakau Mole Cap Perahu.
Harga banderol tembakan mole dari Sumedang, Jabar, ini Rp3.000 per kemasan 50 gram. Cukainya sesuai standar TIS (tembakau iris saus), yakni Rp10 per gram. Kalau rokok, cukainya dihitung per batang sesuai kelas produksi (¬ lihat arsip Info Bergambar seputar Rokok).
Pita cukai untuk tembakau iris ini bergambar tarsius, salah satu jenis primata yang terancam punah (¬ KSDAE Kementerian KLH) . Pita cukai lain ada yang bergambar gajah (¬ lihat arsip Rarokok). Lalu, tembakau mole itu apa? Artinya tembakau yang dirajang tipis.
¬ Label Djolali: Kotaq Tipis
4 Comments
Aku baru tau pita cukai gambar-gambarnya satwa. Barusan googling, desain tiap tahun beda-beda. Tahun 2024 ini temanya ikan. Ikan belida, arwana, hiu paus, dugong, lumba-lumba. Dugong dan lumba-lumba dianggap ikan :D
Anehnya, mayoritas perokok maupun penjual rokok tampaknya tak hirau gambar satwa pada pita cukai 🙈
Tito, silakan diambil sepedanya..
Jangan selewat Oktober 2024