Iwak gembus itu temannya iwak wader kali, iwak pitik, dan iwak sapi. Jika kata iwak diindonesiakan akan bikin orang bingung karena berarti ikan. Ya, dalam bahasa Jawa, iwak (krama: ulam) berarti ikan. Namun iwak juga berarti daging hewan. Maka ada ikan ayam sebagai terjemahan “iwak pitik” (¬ lihat arsip 2009).
Dalam perjalanan waktu, di kalangan tertentu masyarakat Jawa iwak juga berarti lauk. Maka ada kalimat, “Ayo mangan, iwaké témpé.” Ayo makan, ikannya tempe. Iwak gembus adalah lauk gembus yang terbuat dari ampas tahu.
Gambar dalam piring di laman ini adalah gembus bacem yang digoreng. Bisa buat camilan maupun lauk. Enak. Kalau gembus bacem belum digoreng, warnanya abu-abu. Istri saya mendapatkannya sena bacem pragoreng dari temannya, ahli masak. Saat saya berkantor di Gedung Perintis, Jakbar, kantinnya kadang menyediakan sayur gembus. Resep sayur gembus ada di Cookpad.
Gembus dulu sering diledek sebagai makanan orang miskin, tidak bergizi. Tentu gembus mengandung gizi. Dalam setiap 100 gram gembus dapat terhasilkan energi 73 kkal. Tabel lengkap ihwal kandungan dalam gembus sila tengok laman Nilai Gizi.
Dulu ada ledekan, “Pantesan nggembos, lha wong mangané gembus.” Kejam? Yang mengejek juga sesama konsumen gembus.
2 Comments
Di Solo ada sate kere, sebutan untuk sate tempe gembus. Tetapi ada resto yang menjualnya bukan dengan “harga kere”….
https://surakarta.go.id/?p=28155
https://superapps.kompas.com/read/1761428/5-sate-kere-di-solo-yang-terkenal-enak-dan-selalu-ramai-cocok-buat-menu-makan-siang
Nah itulah.
Kayak di Grand Indonesia dulu ada kedai kopi enak yang jual gerontol, tiwul, dengan harga yang yah gitu deh 😇