Bayam di warung kampumg diikat dengan tali gedebok. Bagi petani sayur lebih murah dan mudah. Eco-friendly itu komentar konsumen.
↻ Lama baca < 1 menit ↬

Tali dari gedebok pisang untuk mengikat daun bayam

Ada yang menarik dari beberapa ikat daun bayam yang dibeli istri saya: tali pengikat dari kulit batang pisang. Istri saya membeli bayam ini di warung kampung, bukan toko sayur modern pengusung tema eco-friendly.

Barangkali persoalannya pada kesadaran saya: selama ini kurang peduli, tak memperhatikan bagaimana daun bayam diikat.

Maka saya mencoba menerka. Si petani bayam melakukan hal mudah karena alasan fungsional. Lebih mudah baginya mengambil kulit luar batang pohon pisang di kebun daripada harus membeli tali rafia.

Tali dari gedebok ini masih basah. Setelah saya buang menjadi sampah dia akan lebih lekas terurai ketimbang rafia maupun — misalnya ada yang melakukannya — cable ties.

Apa yang ada di alam sekitar itulah yang dimanfaatkan. Sepanjang tak mengganggu produktivitas tanaman kenapa tidak? Tali dari gedebok telah membuktikan.

Bagaimana jika di dalam area kebun bayam tak ada pohon pisang? Saya tak tahu jawabannya. Inilah bedanya bloger iseng dan jurnalis tulen.

Wartawan akan mencari tahu ke lapangan, ke kebun sayur, lalu mencari rujukan seputar kulit batang pisang, jika perlu dari makalah dan jurnal universitas. Syukur jika mewawancarai ilmuwan. Emang pembaca butuh info macam itu? Eh, iya juga ya. Maap.

Tali dari gedebok pisang untuk mengikat daun bayam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *