Mendapati rambak dalam bungkus di warung soto itu saya tak ingin mencicipi karena sudah kenyang. Saya lebih tertarik kepada cara penulisan jenama. Bukan hal baru, masih sering saya jumpai, namun temuan yang tadi merangsang saya untuk memotretnya. Tertulis dalam bungkus: rambak oven “Mas Indi”.
Fon untuk “rambak oven” dan jenama rambak sama. Mungkin itu pula alasan si empunya merek dagang menambahkan tanda kutip. Ini memang cara lama banyak pengusaha dalam menuliskan jenama. Mungkin meneruskan cara menulis tangan dan mesin tik.
Cara menerapkan tanda kutip pun bervariasi. Ada yang tanda kutip pengapit di bawah (untuk pembuka) dan di atas (untuk penutup). Misalnya toko sejak zaman kolonial di Semarang, yakni Toko Oen.
Ada pula yang tanda kutipnya di atas semua, misalnya roti klasik Lauw. Dalam hal tanda kutip, rambak Mas Indi menerapkan tanda kutip di atas dengan membedakan tanda kutip buka dan tanda kutip tutup.
Tanda kutip buka (mirip angka 66) dan tanda kutip tutup (serupa angka 99) sudah ada sejak zaman dulu. Setelan bawaan (default) pada aplikasi pengolah kata secara otomatis menerapkan gaya itu. Demikian pula dalam aplikasi tata letak cetak (desktop publishing). Namun koran Kompas sejak dahulu tak suka tanda kutip buka dan tanda kutip tutup. Setelan gaya tipografisnya selalu tanda kutip setara.
WordPress juga punya setelan bawaan tanda kutip buka dan tanda kutip tutup. Begitu pun WordPress dalam aplikasi ponsel yaitu Jetpack. Lihat saja penerapannya dalam pos ini. Dalam hasil akhir, pada laman web sesuai tema visual, tanda kutip setara menjadi tanda kutip buka dan tanda kutip tutup.
Pentingkah informasi ini bagi Anda? Tentu tidak. Ini soal sepele. Tetapi bagi saya menarik. Mungkin ada yang tak beres dalam diri saya. Bisa jadi karena saya pernah menjadi tukang layout amatiran nan sotoy. Sebagian pembuat desain grafis gaya jadul biasanya abai soal penulisan tanda baca pada masa lalu. Bahkan apapun yang mengandung huruf “u” diubah menjadi “oe”. Belum lagi soal gaya bahasa Melayu zaman dahulu.
Bintang Ampat, obat sakit kepala berchasiat melebihi tjap Bintang Tiga
4 Comments
Hambok yang tak beres itu segera diberesi eh dibereskan!
🏃♂️🏃♂️🏃♂️
Sudah beres kok
Lapan anem.