Jangan terkecoh judul. Memang faktual tapi ini bukan urusan negara. Ini soal domestik dalam kehidupan kita.
↻ Lama baca 2 menit ↬

Jejak tangan berkeringat dalam makan siang Jokowi dan Prabowo

Tenang, tenang, Saudara dan Saudari sebangsa dan setanah air. Saya sedang tidak membahas politik. Ini soal kebersihan rumah. Urusan semua rumah tangga. Tadi saat membaca Kompas.id, tentang wacana Jokowi akan memimpin koalisi, perhatian saya terjerat oleh foto arsip Prabowo saat bersantap siang dengan tuan rumah di Istana Bogor, Jabar (Juni, 2023).

Saya lihat jendela rendah pada bagian dalam itu kotor oleh jejak tangan berkeringat. Karena jendela berwarna terang, jejak minyak tangan lembap itu kentara.

Saya yakin semua sudut istana dibersihkan dengan saksama, tak seperti rumah saya karena energi saya terbatas. Pasti, seperti di mal dan hotel bagus, petugas pembersih interior menggunakan sarung tangan.

Jika menyangkut rumah, soal jejak keringat tangan itu tak terhindarkan dalam kehidupan kita. Jejak ada di pintu, daun pintu kaca, dan tembok. Maka pada bidang berwarna terang, misalnya tembok, sering ada jejak tangan. Untuk tembok, pada bagian luar sudut lebih sering lagi ada jejak menggelap. Satu lagi: bidang di dinding di sekitar saklar dan stop kontak. Selain itu adalah tembok yang mepet ke ranjang.

Tentu, tergantung penghuni dan tamu sih. Misalnya penghuni tak punya kebiasaan nenempelkan tangan pada di dinding, termasuk di teras, lalu tamu yang datang pun punya kebiasaan sama, kadang mereka terpaksa menumpukan tangan pada tembok. Misalnya saat melepaskan dan mengenakan alas kaki di teras.

Atau bisa juga seseorang sudah beralas kaki, namun saat menuruni tangga, atau turun ke lantai yang lebih rendah, harus mencari pegangan. Bisa tiang teras, bisa sudut tembok. Apalagi jika berusia enam puluh tahun ke atas.

Lho memangnya ada orang yang sejak belia bugar sering meninggalkan jejak di tembok terang? Ada.

Misalnya orang yang sejak kecil saat berbicara dengan orang lain, apalagi dengan orang dewasa, selalu mundur mencari dinding, dengan tangan di belakang, telapaknya menempel ke bidang, namun dia tak menyadarkan punggung ke tembok. Psikolog dapat menjelaskan mengapa bisa begitu.

Ada lagi, bisa orang yang sama dengan di atas, namun bisa juga orang lainnya, setiap kali melewati sudut dinding, pintu, kusen, sering berjalan sambil mengusapkan tangan ke bidang dengan lembut. Jejak di dinding dan lainnya akan menampak setinggi dia menempatkan ketinggian telapak. Apalagi jika dindingnya di dapur. Lagi-lagi ini urusan psikolog.

Orang yang sama maupun berlainan dengan contoh tadi, bisa punya kebiasaan menghidupkan lampu dengan gerakan mengusapkan telapak ke saklar. Terutama saklar dengan tombol on ke bawah, kadang sambil berjalan. Kalau saklarnya model on ke atas, saat mematikan lampu dia akan mengusap ke bawah. Dinding di sekitar kotak saklar, terutama di bawahnya, akan menggelap.

Masa sih? Kalau di rumah Anda ada tembok dengan jejak keringat, terutama di sekitar saklar, indoor CCTV camera dapat membuktikannya, untuk lucu-lucuan. Bisa juga Anda coba di kantor.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *