Pecahan kaca itu berbahaya. Emang napa?

Jangan sampai pecahan kaca melukai orang dan piaraan. Maka cara membuangnya harus bijak. Halah, repot amat kata Anda.

▒ Lama baca < 1 menit

Pecahan kaca itu berbahaya.  Emang napa?

Membersihkan pecahan kaca itu merepotkan apalagi jika berasal dari gelas tipis. Banyak serpihan kecil yang jika terinjak akan menyusup ke telapak kaki. Saya tiga pekan lalu mengalaminya. Amat sulit mengeluarkan beling pecahan mungil itu.

Kemarin sore saya memecahkan asbak beling, karena saat membungkuk dan menggerakkan tongkat pel menyenggol benda pecah belah di belakang saya. Asbak itu jatuh. Suaranya klotak, bukan pyar, karena tebal.

Pecahan kaca itu berbahaya.  Emang napa?

Urusan membersihkan pecahan asbak ini lebih mudah. Selalu karena kacanya tebal, jatuhnya pun dari meja pendek setinggi 40 cm. Lalu saya mencari wadah plastik bekas kemasan makanan, saya masukkan beling ke dalamnya, kemudian saya tulisi dan saya selotip.

Hal ini saya lakukan agar pecahan kaca tak melukai orang, misalnya pemulung. Juga, karena saya wadahi, pecahan kaca takkan merobek kantong sampah.

Pakailah asbak kaca, jangan asbak melamin dan kaleng

Pecahan kaca itu berbahaya.  Emang napa?

Halah, soal ginian aja dibahas. Apa boleh buat, semua orang tahu bahwa pecahan kaca itu berbahaya, dapat melukai siapa pun. Tetapi tak semua orang peduli bagaimana cara membersihkan pecahan sampai cara membuangnya. Tepatnya: tahu tetapi cuek.

Repot mencari wadah? Minta tetangga atau kamar sebelah di indekos. Tak ada yang dimintai tolong? Biarkan dulu di pengki, lalu dituangkan ke kantong, janganlah langsung dibuang, lantas memesan makanan. Pakai kardus bekas wadah makanan juga bisa.

Atau bisa juga membeli wadah di penjual makanan keliling atau beli di warung makanan terdekat. Bisa jadi mereka akan memberikan gratis. Wadah bertutup itu bisa berupa kotak Styrofoam, gelas plastik minuman, sampai silinder wedang kopi dan teh dari bahan karton.

Kalau nggak ada selotip dan spidol? Minta dan pinjam dong.

Pecahan kaca itu berbahaya.  Emang napa?

Tinggalkan Balasan