Ketika ujung pensil patah lalu saya lem

Karena kesal muncullah keisengan: mengelem ujung pensil. Apakah Anda pernah melakukannya?

▒ Lama baca < 1 menit

Ketika ujung pensil patah lalu saya lem

Seumur-umur baru kali ini saya menyambung ujung isi pensil yang patah di dalam. Karena iseng, karena kesal. Pensil yang saya serut dengan cutter itu kalau jatuh, isinya yang di ujung akan patah di dalam. Begitu saya pakai menulis, belum sampai pada huruf terakhir eh pencil lead copot.

Penyebab pensil jatuh adalah menggelinding dari atas meja. Biasanya saya terpaksa meraut lagi, juga dengan cutter karena tak punya penmes, dengan ujung runcing agak memanjang.

Lalu jatuh lagi. Menyerut lagi. Pensil lekas memendek. Kenapa tak memakai pensil mekanis yang isinya tebal? Oh, iya ya. Saya tak tahu kenapa enggan menggunakan itu.

Tentang pensil, ada kisah menarik dari empu kliping Muhidin M. Dahlan dalam video kanal Modjok. Saat uji coba pra-ujian masuk PTN (tryout), nilainya tak keluar. Lalu setelah mengikuti UMPTN ke Fakultas Filsafat UGM dia tak lolos. Dia menduga salah pensil, seperti saat tryout, “Karena saya nggak tahu 2B itu maksudnya apa.”

Ketika ujung pensil patah lalu saya lem
LEM | Pensil setelah ujungnya yang terlepas saya tancapkan lagi dengan perekat. Ini pertama dan terakhir, karena hanya iseng.

Tinggalkan Balasan