Saya membayangkan, kalau punya lahan di kampung padat yang tidak bisa dimasuki mobil, padahal saya ada modal, saya akan bikin rumah petak kontrakan. Kalau jalannya bisa dimasuki mobil, padahal sulit berpapasan, mungkin saya akan menyewakan lahan untuk menara BTS.
Tetapi menyewakan lahan untuk BTS tak mudah karena calon penyewa memperhitungkan titik lokasi agar secara optimal akan terhubung dengan beberapa BTS lain. Konon demikian.
Kalau belum cukup modal untuk bikin rumah kontrakan, saya akan menyewakan lahan untuk parkiran mobil. Mobil terus bertambah namun pemiliknya belum tentu punya carport maupun halaman untuk parkir di rumahnya. Kalau pemilik mobil memarkir di jalan depan rumah, padahal jalannya sempit, akan menjadi masalah.
Suatu pagi ketika berjalan kaki menyusuri sebuah gang, saya melihat baliho penyewaan lahan parkir. Maka saya pun teringat pos saya tiga tahun lalu dari sebuah gang sempit di kampung yang lain. Ada lahan parkir berbayar.
Bahkan lahan tersebut disewakan untuk acara. Mungkin berarti harus mengusir semua mobil agar di halaman tersebut dapat didirikan tenda dan pentas dangdut.
