Banyak yang menginginkan debat cawapres, untuk uji retorika Gibran. Selain itu, bisa saja kelak wapres harus sendirian.
↻ Lama baca < 1 menit ↬

Menantikan debat antar-TPN capres

“Yang penting kerja, bukan pinter ngomong,” kata Bambang Akuarium.

“Kalo idola gue sih pinter menata kata, pinter menata kota,” timpal Titi Dongkrak.

“Tapi yang usul menghapus debat cawapres katanya kubu Amin. Ah embuh, karepmu,” ujar Hassan Linting.

“Di luar negeri kayaknya ada kok yang paket, debat diikutin pasangan capres-cawapres,” kata Silvi Mager.

“Sebenarnya yang setuju nggak ada debat cawapres tuh meragukan Gibran. Salah besar. Selama ini sebagai Mas Wali dia bisa respons satset di Twitter eh X. Kalo ditanya wartawan, jawabannya ringkas, kadang rada sengak. Berarti dia bisa debat. Nggak bertele-tele,” kata Abi Gosok.

“Kalo dia jawab pendek, misalnya ‘Lihat saja nanti’, bakal diserang lawan buat jelasin,” sergah Titi.

Akhirnya Bambang menanya Kamso yang jongkok mengamati ikan di kolam, “Gimana Oom?”

“Sana usul ke KPU, dibikin debat antar-tim pemenangan nasional, masing-masing tim isinya sebelas orang,” jawab Kamso.

“Wah repot, pensiunan mayjen sungkan ndebat purnawirawan jenderal, harus setara, supaya nggak pake mohon izin waktu mau bicara,” kata Hassan.

“Eh, Oom Kam, apa tadi, sebelas orang?” celetuk Andi Bakso. Dia lanjutkan, “Mendingan disuruh main bola! Debat publik TPN sih cuma kosmetik demokrasi! Nggak esensial! Sebagai pentas hiburan juga bakalan nggak mutu! Oom Kam kalo usul yang berbobot dong. Maaf lho, Oom.”

¬ Ilustrasi dasar dihasilkan oleh AI

2 thoughts on “Menantikan debat antar-TPN capres

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *