Jika bertahan di Gaza, warga Palestina jadi korban. Tapi kalau keluar, kampungnya akan kosong, bisa dicaplok Israel.
↻ Lama baca < 1 menit ↬

Orang Palestina meninggalkan Gaza

Misalnya saya seorang kepala keluarga di sebuah tempat di Jalur Gaza, punya istri, anak-anak kecil, bersama orangtua bahkan mertua saya, apa yang akan saya lakukan saat ini?

Israel mengultimatum akan mengebom habis-habisan Jalur Gaza, meminta warga menyingkir. Pemimpin Hamas bilang warga harus bertahan. Dunia luar, termasuk Israel, menyebutkan kami jadi perisai hidup.

Negeri tetangga, termasuk Mesir di selatan, yang paling dekat, cenderung enggan menerima pengungsi. Negeri lain juga. Tetapi kalau membantu pangan dan obat-obatan mereka bersedia.

Orang Palestina meninggalkan Gaza
KELUAR | Warga Palestina pemegang paspor asing di pintu gerbang Rafah, perbatasan Gaza-Mesir, Sabtu (14/10/2023), untuk mengungsi ke Mesir. ¬ Foto: AFP

Dunia luar mengingatkan, kalau terjadi eksodus seperti Tragedi Nakba (1948) — saat 750.000 orang Palestina, atau separuh penduduk, mengungsi ke Yordania — Gaza akan dianggap kosong, mudah bagi Israel untuk menduduki.

Tak tersebutkan bahwa kehadiran pengungsi Palestina pada masa lalu di negeri jiran mendatangkan masalah. Misalnya konflik PLO dan Raja Hussein di Yordania, lalu kerajaan mengusir 20.000-an pengungsi (September Hitam, 1971), yang setelah melewati Suriah mendapatkan tempat di Lebanon.

Blokade Gaza
BLOKADE | Warga Gaza sulit keluar dari wilayah, sementara pasokan air dan listrik disetop Israel. Tetapi akan mengungsi, mereka dicegah Hamas.

Di tempat baru pun masyarakat Palestina menjadi bagian dari kekeruhan konflik berdarah. Ada unsur pertikaian internal Lebanon, ditambah campur tangan luar, misalnya dari Israel, Suriah, dan Iran.

Pengungsi dari mana pun berpeluang menimbulkan masalah di negeri penampung. Saat ini penolakan sejumlah negeri terhadap pengungsi dari Nepal, Myanmar, Afghanistan, Iran, Suriah, dan Irak membikin pusing UNHCR dan IOM serta pemerintah Indonesia.

Orang Palestina meninggalkan Gaza
MENYINGKIR | Warga Palestina dari wilayah utara Gaza mengungsi wilayah selatan Gaza, yang mengarah ke perbatasan dengan Mesir, Jumat (13/10/2023). ¬ Foto: AP

Menjadi pengungsi tak ada enaknya. Tetapi untuk bertahan hidup di kampung sendiri sering kali tak mungkin.

¬ Peta: Wikimedia Commons, Kompas.id

Palestina: Makin sempit dan sempit…

Oh, Palestina

2 thoughts on “Kepelikan derita orang Palestina di Gaza

  1. Doa terbaik untuk mereka semua. 🤲🏻
    Saya gak mau milih memihak Israel atau Palestina.
    Saya hanya concern dengan warga sipil masing-masingnya, yang selalu menjadi korban dalam cekcokan ini. 🥹

    ***
    Mas Antyo, kalau lewat laptop, bisa koment di blog Mas. Tapi lewat HP, dengan app Jetpack, kok belom bisa koment ya.

    1. Ya, doa mereka bersama.
      Perjalanan menuju damai kok terasa jauh. Masing-masing pihak punya kubu garis keras dan memang ada alasannya. Kata Gandhi, jika utang mata dibayar mata, seisi dunia akan buta. Kekerasan terus diwariskan. Anak-anak dari masing-masing pihak mengalami kehilangan rumah, ayah, ibu, kakak, adik, dan lebih banyak lagi.

      Soal WP tampaknya Jetpack sedang rewel, Mbak 🙏

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *