Jangan-jangan kita lebih mudah mendapati ayunan di taman umum dan TK, dan bungkus teh, bukan di halaman rumah.
↻ Lama baca 2 menit ↬

Di rumah Anda ada bandulan?

Terakhir saya ke warung gado-gado itu belum ada ayunan. Tadi saya ke sana, di depan warung ada bandulan, dengan tali dan papan, digantungkan pada pohon sawo. Maka pikiran saya pun mengembara.

Di rumah saya tak ada bandulan, yang berupa besi berkaki maupun yang tergantung pada dahan pohon. Maklum halaman saya sempit. Pun tiada pohon.

Padahal waktu kecil saya punya bandulan, kakak saya menggantungkannya pada dahan pohon lengkeng di kebun. Misalnya saya sekarang akan membuat bandulan pohon harus belajar tali-temali.

Di rumah Anda ada bandulan?

Bandulan pohon terkesan eksotis. Namun tak semua rumah punya. Tersebab tak ada pohon. Tetapi di kampung-kampung area saya pernah terlihat bandulan papan maupun ban bekas yang tergantung pada pohon.

Kini pepohonan berkurang, sudah berganti rumah. Bahkan di kampung sekitar pun rumah makin ngepas, tak menyisakan halaman, karena sudah diisi bangunan termasuk untuk kios.

Di rumah Anda ada bandulan?

Perihal bandulan ban mobil, yang dijual di lokapasar sudah dimodifikasi menyerupai keranjang. Lebih aman untuk buaian balita.

Lalu kembali ke bandulan eksotis, yakni tali berpapan dan ban bundar di bawah pohon, saya tak tahu seberapa sering bandulan di halaman rumah, bukan di taman, menjadi idiom visual Indonesia dalam foto maupun film televisi dan bioskop.

Di rumah Anda ada bandulan?

Carilah foto bandulan papan dan bandulan ban pada pohon. Banyak tersedia di internet, ada yang gratis dan ada yang berbayar. Berarti bandulan memang universal.

Di rumah Anda ada bandulan?

Dalam film Barat, terutama yang berlatar kota kecil, kadang ada bandulan papan dan ban, dan ada pula yang menjadi pelengkap pondok kayu model panggung maupun rumah pohon. Ada halaman dan pohon, dan rumahnya bukan berupa apartemen.

Bandulan papan maupun ban juga sesekali ada dalam klip video musik. Memang sih bandulan kayu dan ban dalam film kadang untuk adegan kilas balik.

Di rumah Anda ada bandulan?

Saya menduga bandulan pernah sangat mewarnai kehidupan di Indonesia sehingga CV Budi Djaya, Pekalongan, Jateng, menjadikannya sebagai jenama teh sejak 1933. Bukankah produsen teh ada yang mencomot benda, bahkan aktivitas keseharian, sebaga merek? Misalnya Botol, Poci, Dandan, Gardu, Tjatoet, Dua Tang, dan Nyapu.

Teh klasik cap Bandulan sejak 1933

Tentang bandulan di depan warung, saya menanya Mpok Ida, penjual gado-gado itu, siapakah yang membuat. Dia bilang, “Bapaknya, buat anak-anak.”

Di rumah Anda ada bandulan?

Ketika dari dalam warung saya melihat ke jalan, tampak seorang anak lewat. Dia dorong papan ayunan itu sehingga menjadi pendulum lalu dia tinggal pergi. Iseng amat. Artinya dia anak normal.

Saya bergegas keluar, menjepret bandulan yang masih berayun. Dalam foto jendela si anak tampak sedang mendorong papan ayunan namun gambarnya kurang tajam.

Di rumah Anda ada bandulan?

¬ Foto teh cap Bandulan: Blibli; ayunan dewasa dan anak-anak: Tokopedia

4 thoughts on “Di rumah Anda ada bandulan?

  1. Di rumah orangtua saya dahulu, pun di dua rumah saya sekarang, tidak pernah ada gandulan (di lingkungan saya biasa menyebut gandulan, bukan bandulan).

    Terakhir melihat gandulan pakai papan sebelum pandemi, saat dua cucu diajak ortu mereka ke sebuah taman bermain umum (tanpa biaya masuk) di dekat Pasar Legi Solo, dan saat itu saya menyusul mereka.

    Seingat saya di sekolah dua cucu saya (TK dan SD swasta dalam satu kompleks) tiada gandulannya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *