Hallyu atau gelombang Korea ada di mana-mana. Maksud saya Korea Selatan. Kalau gaya Korea Utara, selain gaya rambut Kim Jong Un, siapa sih yang ingin meniru? Nah, di sebuah pelataran ruko di area saya ada penjual jus buah. Siang itu di sekitar gerobaknya bertebaran kertas bungkus buah dari koran.
Sebagian dari lembaran koran Korea itu ditembus angin. Lalu apakah Mas Jus — kalau penjualnya cewek mungkin bernama Neng Itje Juitje alias “ice juice” — membaca koran beraksara Hangul tersebut?
Tentu tidak. Bahkan dia tak tahu itu koran mana. Artinya prasangka saya meleset: ini bukan soal hallyu. Mas Jus tampaknya juga bukan penggemar K-pop maupun drakor. Di gerobaknya dia memutar dangdut.
Dengan bantuan Google saya mencoba memahami isi koran Hankyung tersebut. Hasil penerjemahan menunjukkan konten koran seputar ekonomi dan bisnis.
Lalu ini koran edisi kapan? Saya tak tertarik mencari tahu. Yang pasti ini bukan koran-koranan Korea yang dijual untuk bungkus. Ini koran beneran.
Ada satu hal yang menarik bagi saya, yaitu iklan di area logo koran: ponsel Samsung Galaxy Z Flip4. Saya malas mencari tahu siapa pesaing Samsung di pasar ponsel Korea. Kalau Samsung gencar beriklan di luar Korea, bahkan melalui musik dan film Korea, saya anggap itu wajar. Tetapi Samsung beriklan di negeri sendiri mestinya ada hal yang menarik untuk dipelajari.
Iklan kuping koran (ini istilah lama media cetak) biasanya muncul untuk suatu periode kontrak. Saya tak mencari tahu apakah edisi-edisi Hankyung yang lain juga memuat iklan Samsung.