Tak ada Anies dan Ganjar dalam tarawih di UGM

Masjid Kampus UGM tak menyertakan Anies dan Ganjar sebagai penceramah Ramadan. Rumah ibadah bukan untuk kampanye pecah belah.

▒ Lama baca < 1 menit

Anies dan Ganjar tak termasuk penceramah Ramadan di Masjid UGM

Untuk pertama kali dalam 2023 Zaki Santuy menelepon Kamso. “Itu UGM terlalu jauh, atau malah bijak, melarang Anies dan Ganjar ngisi tarawih di kampus, Kang?” dia bertanya.

“Bentar, mbok jangan kesusu menyimpulkan to, Zak. Menurut berita, Ketua Takmir Masjid Kampus UGM menyadari sekarang tahun politik, padahal kedua nama itu dalam persepsi publik kan bersaing. Daripada masjid dituduh menyediakan arena kampanye, lebih baik nggak ada nama Anies maupun Ganjar dalam Ramadan Public Lecture. Senarai penceramah nggak memuat dua nama itu.”

“Tapi kenapa tahun lalu dua orang itu boleh?”

“Tanya panitia dan pengurus masjid dong.”

“Tapi soal kampus boleh jadi ajang kampanye kan masih jadi polemik?”

“Itu urusan ahli hukum. Nah, kasus acara Ramadan ini kan soal rumah ibadah. Kebetulan masjidnya milik universitas, negeri pula. Mungkin juga kebetulan, dua nama itu alumni sana.”

“Emang rumah ibadah nggak boleh buat ngomongin politik?”

“Ya politik dalam arti apa dulu. Ahli agama lebih paham rumusannya. Tapi kalo kampanye keras buat milih seseorang jadi pemimpin rakyat, dan menganjurkan umat nggak milih calon lain, apa nggak memecah belah?”

“Bukannya itu konsekuensi kontes? Ada yang dukung A, ada yang dukung B dan C atau sampai Z?”

“Maksudmu orang boleh bertengkar lalu bermusuhan gara-gara itu, dan rumah ibadah jadi tempat menggosok? Pemilihan usai, orang masih bertengkar sampai pemilihan periode berikutnya, gitu?”

“Hehehehe… Padahal habis pemilihan bisa aja para kontestan berbaikan ya, Kang.”

¬ Gambar praolah: ANU, Humas Pemprov Jateng

Tinggalkan Balasan