Anies kadung bercitra korektor bagi Jokowi. Maka ada yang berharap IKN akan batal. Bakal mangkrak itu soal lain.
↻ Lama baca < 1 menit ↬

Anies Baswedan sebagai antitesis Jokowi

“Oom Kam jagoin siapa buat capes?” tanya Berlian Sukadandan, seorang ibu muda, yang selalu Kamsi sebut Si Cantik.

“Lha kan KPU belum umumin?” jawab Kamso.

Kamsi menimpali, “Mas, Si Cantik udah harga mati mau milih Anies. Hihihi….”

“Kok diketawain? Boleh dong mau milih Anies. Di mana lucunya, Jeng?” Kamso bertanya.

Berlian menukas, “Nah ini Oom yang mau aku jelasin. Aku nggak ngefans Anies, dari dulu suka Ahok. Tapi Anies kan suka mentahin apapun yang dirancang Jokowi? Kalo Anies menang berarti ibu kota batal pindah ke Kalimantan….”

Kami terbahak. Kamso tersenyum, “Ah, masa. IKN tuh proyek mahal, nggak mungkin ditinggal oleh pengganti Jokowi. Sayang kalo mangkrak.”

“Soalnya gini, Oom. Kalo Anies menang, IKN batal, Bang Peter nggak akan pindah tugas ke sana. Aku nggak mau ditinggal. Tapi kalo entar pindah sana juga ogah.”

Kamso terpingkal-pingkal. Dia tahu, Peter bekerja di sebuah kantor kemenko.

“Kesian bener Anies, udah kadung punya citra antitesis Jokowi, padahal setahuku Anies nggak pernah bilang dirinya antitesis Jokowi. Itu omongan pendukung dia,” kata Kamso.

“Lah kata Anies, perilaku sama omongan pendukung, bahkan cita-citanya, mencerminkan tokoh yang didukung, Oom!”

“Halah. Pilpres masih entar. Omongan pendukung Jokowi atau Prabowo juga belum tentu cocok sama dua tokoh itu.”

Berlian langsung mencubit Kamsi yang bilang, “Kamu ogah ditinggal ke IKN juga belum tentu klop sama aspirasi karier Bang Peter.”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *