Pagi tadi bangun tidur, penciuman masih bagus. Di dapur, saya mencium bau keringat yang keras. Biasanya ini bau lelaki. Padahal tak ada tukang bekerja di rumah saya. Oh, ternyata bau irisan berambang (bawang merah) segar dalam mangkuk kecil untuk diguyur kecap.
Saya suka bawang merah maupun putih. Bawang bombay juga. Kata orang, bawang bikin bau badan keras tak enak. Mungkin benar mungkin tidak. Penyebab bau keringat adalah bakteri. Selain itu mungkin juga hormon.
Perihal bau tubuh seseorang saat tidak berkeringat, bagi orang lain tertentu bisa menjadi simpul kecocokan purbawi. Itulah yang disebut feromon. Zat dalam tubuh manusia dan makhluk lain ini bisa menjadi sinyal seksual.
Tentu urusannya tak hanya seks. Seorang gadis kecil kelas dua SD, yang saya kenal baik, kadang merasakan bau badan eyang putrinya yang dimakamkan pekan lalu. Setelah tersadar, matanya pun berkaca-kaca. Sejak bayi hingga besar, setiap tidur siang dia dikeloni Eyang Uti.
Bau tubuh dengan wewangian tetap juga bisa menjadi identitas seseorang. Dahulu di Rumah Langsat setiap kali Nona Anu membuka pintu saya sudah menyambut dari bilik saya tanpa meninggalkan meja. Saya mengenalinya bau parfumnya, sejak dia tanpa penutup hingga akhirnya berhijab.
Beberapa tahun silam dia bertandang ke kantor saya terakhir. Saya bertanya, “Baumu sekarang kok beda?” Dia katakan harga parfum yang itu akhirnya mahal, naik terus.
Sebelumnya lagi, abad lalu, saat saya kadang menginap di kantor setelah tenggat, pagi hari saya punya alarm: berupa suara hak sepatu wanita dan bau parfum Nona Sekretaris, kekasih sejawat saya. Untuk mencapai ruang faksimile dia harus melewati samping rak koran memanjang di perpustakaan. Dek atas rak itu saya pakai untuk tidur.
Senior si Nona di ruangan, Mbak Itu, juga saya kenali bau parfumnya saat saya membuka pintu masuk kantor. Tahun lalu saya menanya Mbak via WhatsApp, apakah dirinya masih suka parfum fruity, dengan note utama citrus. Dia heran, “Kok inget sih? Aku emang nggak suka yang wangi bunga.”
Kembali ke berambang. Ada saja guyon bahwa tubuh orang Brebes, Jateng, berbau berambang karena sana adalah sentra bawang merah.
Brebes juga dikenal sebagai penghasil telur asin. Maka di kalangan pria mbambung nggak bener berlaku humor, “Lllppphhh…. Mazh dali Belebesh yah?”
“Lho kok tau, Neng?”
“Telolnyah azzinnnhh….”
Maaf jika Anda kurang berkenan. 🙏
Saat masih jadi reporter di Jakarta, sekian tahun silam, dan sering mewawancari Akbar Tanjung, saya jadi tahu wangi tubuhnya berasal dari parfum Bvlgari. Yakin, karena baunya sama dengan parfum yang dipakai istri saya. 😁
Tentang Maszh dari Belebesh, itu pas diapain eh ketemu Neng di mana, ya?
Soal wewangian pria, menarik kesaksian aktivis yang diculik dan disekap di Cijantung. Saat ada kunjungan seorang Pati, mata mereka ditutup, tapi mereka dapat membaui parfum sang jenderal geng Bowo.
Soal si Neng tidak bisa saya ceritakan peristiwanya 🙈
Sedep! Dalam jarak yang terkendali. 🤣
Jarak terkendali 🤣