Lagi-lagi soal antropometri dan ergonomi. Pemerintah bilang ada standarnya. Tapi apakah dipraktikkan? Potret negara lembek.
↻ Lama baca < 1 menit ↬

Gerobak pecel dengan atap ditinggikan

Lihatlah gambar di atas. Ada sambungan sejengkal untuk pipa hollow tiang gerobak. Alasan Mas Pecel, tinggi atap gerobak bekas yang dia beli dari tukang sayur itu sering tersundul kepala pembeli dan bahkan dia sendiri. Ketika saya, yang bertopi, mendekat ke gerobak, dia mengingatkan, “Awas kepala, Pak! Maap!”

Antropometri sebagai bekal ergonomi itu simpel jika sifatnya individual, tepatnya personal. Misalnya? Di sebuah rumah, tinggi tali jemurannya 178 cm, karena yang mencuci, menaikkan dan menurunkan jemuran hanya satu orang bertinggi 165 cm, si kepala keluarga. Tetapi ketika orang lain bertinggi 140 cm mengurusi jemuran, keluhan pun muncul.

Ketika suatu rancang bangun dibuat untuk semua orang, maka antropometri untuk ergonomi harus berdasarkan asumsi rata-rata ukuran fisik para pengguna yang menjadi target pun harus menjadi patokan. Kalimat saya rumit ya? Maaf.

Begini saja. Ingatlah saat Anda menghadiri pertemuan orangtua murid TK. Anda kerepotan duduk karena meja dan kursi TK itu untuk anak-anak, bukan orang dewasa.

Dahulu kala, sudah lama, saya selalu menganggap pengusaha angkutan umum, misalnya Kopata di Yogyakarta, dan Metromini di Jakarta, itu pekok karena menganggap semua orang Indonesia tingginya 135 cm. Buktinya jarak antarkursi sangat pendek sehingga legroom dirancang untuk mencederai lutut. Kursi pun mestinya satu di kiri, dua di kanan.

Ternyata mereka tak merasa dungu maupun abai antropometri dan ergonomi. Mereka malah merasa cerdas. Bagi mereka, makin banyak orang terangkut berarti duit.

Itulah perlunya regulasi kenyamanan penumpang tetapi harus dipraktikkan, disertai kontrol dan sanksi. Negara lembek atau soft state selalu gagal dalam soal ginian, karena yang ada cuma low enforcement, bukan law enforcement. Terlalu banyak toleransi terhadap standar apapun.

Topik macam ini dihindari para capres dan calon kepala daerah.

Gerobak pecel dengan atap ditinggikan

Bundelan plastik penyelamat kepala

Singgasana sang jukir dan pasal ergonomi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *