Skip to the content

Blogombal.com

Suatu atau sebuah blog?

  • Beranda
  • Ihwal
  • Kontak
  • Beranda
  • Ihwal
  • Kontak
  • Search

Teringat mesin tik: Nama di antara tanda kutip

Terasa arkais ketika hari ini nama usaha dan perguruan menyelipkan tanda kutip. Tipografi dapat mengenyahkan cara lawas.

Kamis 23 Februari 2023 ~ 00.11 In Lihat Baca Dengar
▒ Lama baca < 1 menit

Nama usaha pakai tanda kutip

Setiap melalui rumah di pengkolan itu saya terkesan oleh spanduknya. Nama rumah makan, yakni Bang Tom, diapit tanda kutip. Tadi sambil mengayun langkah, saya pun melamun. Kenapa pakai tanda kutip?

Tanda kutip nama penerbit dan toko
LOGO & CAP | Nama penerbit Bulan Bintang (1977) dan Ganaco (1957), serta stempel toko buku Politeia tahun 1960-an dan pasca-1972 dengan dua gaya tanda kutip.

Tanda kutip (quotation mark), disebut juga tanda petik dua, biasanya dipakai untuk menandai ucapan dalam teks — kutipan langsung¹ atau direct quote. Tanda kutip juga dipakai untuk menyatakan kiasan.

Nama usaha pakai tanda kutip
TOKO | Nama toko bertanda kutip masih ada hari ini. Coba saja cari di Google.

Dari mana datangnya tanda kutip untuk nama usaha, bahkan lembaga pendidikan, saya belum menemukan jawab. Saya hanya mengandaikan hal itu dimulai dari zaman mesin tik ketika semua fon sama ukurannya sehingga perlu pembeda untuk nama dagang.

STSRI ASRI Yogyakarta
ASRI | Logo STSRI dengan ASRI sonder tanda kutip, namun dalam teks kata ASRI (Akademi Seni Rupa Indonesia) sering diapit tanda kutip. Perguruan ini kemudian dilebur ke dalam ISI bersama ASTI dan AMI.

Yakin, karena mesin tik? Tidak juga. Mesin tik mengenal garis bawah. Hasil cetakan handpress maupun letterpress juga sering memuat tanda petik untuk nama usaha.

Gaya APMD Yogyakarta dan IPB Bogor
BEDA | Abreviasi APMD (Akademi Pembangunan Masyarakat Desa) diapit tanda kutip setelah dirangkai dengan nama baru perguruan. Adapun IPB (Institut Pertanian Bogor) tanpa tanda kutip setelah digabung dengan nama baru perguruan dalam bahasa Inggris.

Kesan saya, apapun yang menjadi latar pasal grafika, tanda petik itu terkesan kuno, karena tipografi masa kini memungkinkan variasi ukuran dan ketebalan (extra light sampai extra black) dari fon yang sama — bahkan selain kursif juga ada lebar (wide) dan ciut (condensed).

Soal tanda kutip ini menarik. Beberapa media cetak, ketika dulu menerapkan DTP, menyetel "tanda enam" semua, bukan "enam sembilan" . Alasannya, sesuai kaidah bahasa Indonesia. 🙈 pic.twitter.com/DdfZnixi2x

— Blogombal.com (@blogombal) December 19, 2021

¹) Sampai awal 1970-an, masih ada guru SD yang mengajarkan cara menulis kutipan langsung dengan tanda kutip buka di bawah dan tanda kutip tutup di atas. Lihat variasi tanda kutip pada foto buku Bulan Bintang dan Ganaco, serta stempel toko Politeia sebelum dan setelah EYD — ejaan baru ini dimulai Agustus 1972, berlaku hingga kini.

Menyukai ini:

Suka Memuat...

#bahasa indonesia #humor #kbbi #komedi #logo #parodi #penerbit #perguruan tinggi #pungtuasi #satire #stempel #tanda baca #tanda kutip #toko

Pematusan, bukan pemutusan — saya baru tahu
Asam jawa dari Madura

2 Comments

junianto Kamis 23 Februari 2023 ~ 22.55 Reply

Kayaknya dimaksudkan untuk menekankan keberadaan nama BangTom.

Betul, terkesan kuno, arkais.

Pemilik Blog (Author) Jumat 24 Februari 2023 ~ 10.18 Reply

Ketika fon yang dipakai sama rupa dan ukuran, semua dalam satu baris, soal penonjolan mungkin bisa diterima.

Seperti orang mengetik kan? 🤪

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

© 2025 Blogombal.com

Theme by Anders Norén

%d