Pada suatu siang yang membakar di sebuah kompleks pertokoan di Pondokgede, Kobek, saya lihat dua orang kurir yang kepalanya dibalut bandana sedang mengikat kardus besar ke sepeda motor dengan lakban. Rupanya lakban lebih kuat daripada tali.
Meskipun lakban kuat, kasir supermarket tak pernah kerepotan memotong lakban. Mereka cukup menusukkan ujung bolpoin ke sisa lakban yang belum menempel. Clep. Dhel. Putuslah lakban.
Saya sungkan bertanya kepada kurir bagaimana nanti menghapus jejak lakban pada jok dan bodi motor. Lalu saya pun tersadar, pasti ada caranya. Di YouTube banyak. Tak harus memakai cairan 3M seperti yang pernah saya lakukan pada pintu kulkas untuk mengangkat sisa perekat stiker.
Dahulu, abad lalu, saya melepaskan jejak lakban pada kayu mebel dengan meniru pengantar Ligna: menggunakan lakban untuk mengangkat sisa lem lakban. Itulah jurus jeruk makan jeruk.
Kepraktisan selotip, lakban, dan double tape memang diimbangi kerepotan dalam melepaskannya. Misalnya lakban pada kertas, tetapi lakban jenis bening tampaknya berbeda dari yang cokelat.
https://twitter.com/30sectips/status/1614418917648404480?t=pdoldoW6p2jY_htcHm_w9g&s=19
Sedangkan dari orang showroom mobil, saya jadi tahu kiat melepaskan emblem berperekat dari bodi kendaraan: dengan benang senar dan minyak kayu putih. Saya dahulu selalu mencopot emblem mobil agar permukaannya bersih karena saya tak suka stiker, termasuk stiker diler dan merek film kaca.
Cara lain untuk menghapus jejak perekat stiker adalah dengan cairan penetran seperti WD-40. Kalau untuk lakban apakah manjur? Saya belum mencobanya.
Tapi omong-omong soal lakban pada motor kurir, kalau itu kendaraan pribadi kok kayaknya sayang ya.