Pintar juga penjual martabak ini. Kupon menyatu dengan boks karton wadah martabak telor (ya, telor lebih populer ketimbang telur) dan martabak manis. Konsumen yang berminat tinggal memotong kupon lalu mengumpulkannya sampai jumlahnya memebuhi syarat.
Sebetulnya ganjaran kupon setiap kali membeli barang dan jasa bukan hal baru. Cuci mobil, isi angin ban, sampai kedai makanan melakukannya. Bahkan teman sayang bilang, di spa juga ada yang begitu. Mungkin maksudnya spa anjing maupun kucing dan spa mobil, menyimpan kuponnya tak memancing pertanyaan.
Lalu apa yang menarik bagi saya soal kupon ini? Saya tak tahu apakah banyak konsumen yang memanfaatkannya. Kesan saya, makin ke sini orang malas menyimpan kupon kertas. Untuk kupon cuci mobil dan isi nitro ban, misalnya, laci dasbor memang dapat menampung namun tampaknya tak semua orang telaten.
Transaksi dengan sistem digital telah mencatat banyak hal dan dapat diintegrasikan dengan program promosi untuk pelanggan agar mereka loyal. Kenapa masih pakai kertas?
Setelah ada ponsel cerdas, orang malas menyimpan kartu keanggotaan belanja dalam dompet, sejak kartu toko buku sampai toserba, bahkan yang menyatu dengan kartu debit atau kredit pun tak semua orang berminat. Semuanya ada dalam ponsel, terhubung ke sistem besar melalui internet.