↻ Lama baca < 1 menit ↬

Undian berhadiah toko bangunan Mitra 10

Melihat iklan kupon berhadiah ini saya teringat pernah mendapatkan sekian macam kupon dari aneka toko. Malah pernah saya dapat segepok sehingga akan kecapaian setelah mengisi. Kalau cuma selembar kupon mungkin tak masalah.

Narablog Zam berkomentar dalam posting saya sebelum ini, “seorang teman sampai bikin stempel berisi template nama dan alamat untuk mengisi kupon undian gini, karena capek mengisi.. layak dilakukan karena hadiahnya rumah“.

Baiklah, memang tak ada paksaan. Kalau suka silakan isi. Kalau tidak, abaikan saja.

Ini tahun 2020. Meski kata orang bulan yang efektif cuma Januari dan Februari gara-gara pandemi, tak adakah cara yang lebih praktis?

Misalnya ada QR code dalam kertas setruk dan seterusnya maka konsumen tak repot menulisi kupon. Juga tak perlu menyimpan sobekan setruk sebagai bukti — misalnya cara lama ini masih dipakai.

Untuk audit pengundian secara digital, kantor notaris harus melibatkan layanan TI independen — eh, kantor akuntan publik mungkin ya? Bagaimana cara mengaudit mestinya ada. Serahkanlah kepada ahlinya. Kalau mengundi arisan 30 orang sih cukup pakai Random.org.

Supaya pengundian kupon menghasilkan drama ya serahkanlah urusannya kepada EO, disiarkan secara via video streaming. Cuma video hasil rekaman juga boleh, lebih murah, yang penting pengundiannya absah, dihadiri pejabat berwenang.

Wah, karena melibatkan teknologi dan tambahan prosedur, bakalan memelarkan bujet, dong? Bebankan saja kepada konsumen. Duh sotoy banget ya saya.