Orkestrasi intelijen

Bukan soal ada banyak badan intelijen, tapi bagaimana pemerintah mengoordinasikan agar informasinya efektif bagi eksekutif.

▒ Lama baca < 1 menit

Orkestrasi intelijen, tugas dari Jokowi untuk Prabowo

“Bikin orkestrasi itu susah, Oom?”

“Pastilah. Tapi lebih baik nanya Pak Addie M.S., Pak Erwin Gutawa, dan Pak Andi Rianto. Atau nanya guru musik yang suka bikin scoring.”

“Pake komputer bisa kan?”

“Semacam digital orchestrator gitu? Ya harus punya dasar musikal. Kalo ngawur entar dimainin orkes nggak enak di kuping.”

“Nugasin orang juga bisa, kan?”

“Biasanya gitu. Yngwie Malmsteen dulu waktu bikin Concerto Suite for Electric Guitar and Orchestra buat dimainin Filharmoni Cek juga gitu. Dia main gitar buat instrumen lain, lalu kibordis menerjemahkan, lantas jadi partitur lengkap, ada tim. Kalo Deep Purple buat Concerto for Group and Orchestra yang bikin komposisi Jon Lord. ‘Piano Concerto’ ELP di Works yang bikin Keith Emerson.”

“Orkestrator boleh merangkap konduktor, Oom?”

“Wah saya nggak paham musik. Tanyakan ke ahlinya.”

“Kalo di orkestra intelijen gimana?”

“Orkes? Yang punya korsik atau korps musik itu militer sama polisi.”

“Yah, Oom ini suka nggak nyambung deh. Padahal di depan kayak keren omongannya. Maap lho.”

¬ Gambar praolah: Jokowi dan Prabowo oleh BPMI Setpres, hak cipta gambar Beethoven belum diketahui

Tinggalkan Balasan