Ketika melihat keset dijemur di pagar rumah orang, tumben saya terkesan oleh tulisan “welcome“. Padahal ini sudah lumrah. Saya juga pernah punya tetapi anehnya saya tak menghayati teks itu.
Banyak tulisan generik yang akhirnya kita abaikan maknanya. Untunglah, jika keset dipasang di depan pintu rumah tak berpagar, lalu setelah seorang pengamen menyelesaikan sebuah lagu tetapi tak ditanggapi, sang troubadour tak memprotes, “Katanya welcome! Huh!”
Cobalah mengetik “keset welcome” pada pencarian gambar di web pencari. Maka dengan segera muncullah banyak foto keset selamat datang itu dari aneka lapak daring di lokapasar.
Saya iseng mencari “door mat welcome” di situs Lazada Filipina, barangnya ada. Mirip yang dijual di Indonesia. Di Amazon juga sama.
Maka dapat disimpulkan, umumnya orang itu ramah, siap menyambut tamu. Memang sih ada tuan dan nyonya rumah yang santai, dan ada yang galak. Apa hubungannya dengan keramahan? Galak jika memarahi ART yang keliru memasang arah hadap keset: welcome terbaca saat keluar dari rumah.
Padahal bagi tuan maupun nyonya tertentu mungkin saja hal itu mewakili suara hati. Saat ke luar rumah berarti ada sambutan dari luar, “Welcome to the world of freedom.”
Lagunya? Silakan pilih. Tetapi jangan memesan roti keset.
https://youtu.be/siwaaKNAx4Q
2 Comments
Yang ini welcome eh keset antilicin 😁
https://skoyndembik.wordpress.com/2022/03/02/keset-anti-licin-anda-mau-beli/
Tobbb 👍😁