Tak ada yang aneh maupun istimewa, sudah jamak jika kotak sumbangan, termasuk kotak amal jariah dan kotak dukacita, digembok. Bahkan ada kotak amal jariah yang dipaku, seperti saya lihat siang ini di tempat cuci mobil. Demi keamanan isinya, yakni uang.
Lalu kenapa saya bahas? Ini menarik untuk bahan edukasi anak. Uang sumbangan itu amanah dari banyak orang. Misalnya isi kotak berkurang, bahkan lenyap, pihak yang dititipi kotak secara moral bertanggung jawab. Ada risiko bagi pihak yang ketitipan itu terkena fitnah dari belakang punggungnya.
Jika tanpa pengaman, bisa saja kotak sumbangan terjatuh, karena dilanggar kucing sehingga isinya tumpah lalu diterbangkan angin. Atau bisa juga kejatuhan palang atap, atau tersenggol benda berat besar saat digotong.
Itu tadi dari sisi baik sangka. Dari sisi buruk sangka, pencuri ada di mana-mana. Suatu kali di rumah duka, rumahnya sendiri, saat sembahyang melepaskan jenazah ayahnya yang hendak diberangkatkan ke kuburan, teman saya melihat dua orang pelayat membuka kotak tak terkunci dan dengan cepat mengambil amplop di dalamnya.
Teman saya memilih diam. Dia tak ingin ada keributan setelah maling diteriaki dan diringkus. “Kasihan arwah ayahku,” katanya.
Pencuri isi kotak sumbangan memang keterlaluan. Sebagai maling, mereka mestinya ada dalam kasta di dasar kerak.
Tentang pencuri uang sumbangan di rumah ibadat, dari masjid sampai gereja, silakan Anda cari arsip beritanya di Google. Pasti ada. Yang terbaru, pekan lalu, sebagai pembuka tahun baru, terjadi di Mamuju, Sulbar (¬ TVone News).
2 Comments
Ini pencuri sumbangan juga….
https://nasional.tempo.co/read/1672923/tiga-terdakwa-kasus-korupsi-dana-bantuan-actdituntut-4-tahun-penjara
Beda volume dan bobot, juga beda metode, tapi secara substansial sama, mengambil yang bukan hak dari sumbangan pihak lain untuk pihak lainnya lagi 🙏
Mengkhianati amanat publik dan merugikan korps