Jingga senja tak merata

Besok masih ada senja, namun belum tentu saya memedulikannya dengan permenungan.

▒ Lama baca < 1 menit

Senja jingga saat magrib

Tadi saat Toa di setiap sisi minaret masjid melantangkan azan magrib dengan keras, saya melongok ke luar. Tumben langit tak mendung. Masih ada tebaran biru luas di atas. Dan semburat jingga menyeruak di sudut bingkai pandang. Hanya sebentar. Saya beruntung, dengan ponsel saya sempat mengabadikannya.

Acoustic Alchemy masih mengalun dari sepiker bulat tetapi Mr. Chow belum selesai kopi dalam cangkir tinggal ampas di dasarnya. Selalu ada kesementaraan dalam kesebentaran, berganti setiap hari.

Saya merasa beruntung kadang masih melihat dunia luar dari dalam rumah. Bagi saya itu bagian dari merawat kesadaran tanpa memaksakan diri sebagai jadwal. Alami saja. Mengalir.

Sekarang langit sudah gelap. Besok masih ada senja, namun belum tentu saya memedulikannya dengan permenungan.

Apakah senja selalu indah?

Senja pendek, lekas menggelap, saat diri ingin merentang sore lebih panjang

Senja sepi tadi

2 Comments

junianto Minggu 8 Januari 2023 ~ 18.07 Reply

Serengan dua hari terakhir, termasuk hari ini, tidak mendung pun tak hujan. Aman bagi saya yang juru cuci di rumah.

Tinggalkan Balasan