Tadi saat Toa di setiap sisi minaret masjid melantangkan azan magrib dengan keras, saya melongok ke luar. Tumben langit tak mendung. Masih ada tebaran biru luas di atas. Dan semburat jingga menyeruak di sudut bingkai pandang. Hanya sebentar. Saya beruntung, dengan ponsel saya sempat mengabadikannya.
Acoustic Alchemy masih mengalun dari sepiker bulat tetapi Mr. Chow belum selesai kopi dalam cangkir tinggal ampas di dasarnya. Selalu ada kesementaraan dalam kesebentaran, berganti setiap hari.
Saya merasa beruntung kadang masih melihat dunia luar dari dalam rumah. Bagi saya itu bagian dari merawat kesadaran tanpa memaksakan diri sebagai jadwal. Alami saja. Mengalir.
Sekarang langit sudah gelap. Besok masih ada senja, namun belum tentu saya memedulikannya dengan permenungan.
Senja pendek, lekas menggelap, saat diri ingin merentang sore lebih panjang
2 Comments
Serengan dua hari terakhir, termasuk hari ini, tidak mendung pun tak hujan. Aman bagi saya yang juru cuci di rumah.
Horeeee 👍💐