↻ Lama baca < 1 menit ↬

Saat temperatur rendah belum tentu berarti kabar baik

Rasanya egoistis kalau saya hanya mensyukuri cuaca pagi tadi yang sejuk, dengan angin sepoi-sepoi. Pagi tanpa gerah, tanpa badan dan kepala berkilau oleh peluh. Saya selalu membayangkan Bekasi, tepatnya Jadetabek, karena tanpa Bogor, selalu begini. Nyaman untuk apapun.

Cuaca sejuk nyaman untuk bersepeda

Tadi saya sebut egoistis karena cuaca sejuk hanya saya rayakan sejak membuka jendela kamar tidur lalu jendela dan pintu ruang lain; di luar mendung, rumah tak gerah, padahal di kawasan lain, misalnya Jakut, rob mendera warga.

Cuaca sejuk tapi disertai rob air laut pasang

Sementara di Pulau Karimunjawa, Jateng, pelayaran dihentikan. Warga sudah terbiasa terkurung saat cuaca buruk. Tetapi tim peneliti keponakan saya pernah terkurung di sana, sulit membeli ini itu terutama makanan karena uang tunai menipis padahal tak ada ATM.

Cuaca sejuk di satu tempat yang selalu panas, misalnya di Bekasi, Jabar, belum tentu berarti hal menggirangkan hati. Sejuk disertai hujan deras, banjir, dan tanah longsor, bukanlah kabar baik.

Cuaca yang tak menyenangkan pada akhir tahun

Kita semua tahu kepanjangan BMKG. Apa yang mereka urusi bukan perkara sepele. Dahulu pada zaman kejayaan TVRI sebagai pemain tunggal, warga Jateng bisa mempercandakan prakiraan cuaca sebagai New York Cerah, Makkah Berawan, Salatiga Hati Beriman, Semarang Kota Atlas, Solo Berseri, Klaten Bersinar, Boyolali Tersenyum, dan seterusnya.

Cara cepat memahami BMKG

Kini sebagian slogan lama itu sudah direvisi. Prakiraan cuaca kini bisa disikapi lebih serius, tak perlu menunggu jadwal siaran televisi. Dengan ponsel semuanya ada. Dalam sekejap.