Rasanya egoistis kalau saya hanya mensyukuri cuaca pagi tadi yang sejuk, dengan angin sepoi-sepoi. Pagi tanpa gerah, tanpa badan dan kepala berkilau oleh peluh. Saya selalu membayangkan Bekasi, tepatnya Jadetabek, karena tanpa Bogor, selalu begini. Nyaman untuk apapun.
Tadi saya sebut egoistis karena cuaca sejuk hanya saya rayakan sejak membuka jendela kamar tidur lalu jendela dan pintu ruang lain; di luar mendung, rumah tak gerah, padahal di kawasan lain, misalnya Jakut, rob mendera warga.
Sementara di Pulau Karimunjawa, Jateng, pelayaran dihentikan. Warga sudah terbiasa terkurung saat cuaca buruk. Tetapi tim peneliti keponakan saya pernah terkurung di sana, sulit membeli ini itu terutama makanan karena uang tunai menipis padahal tak ada ATM.
Cuaca sejuk di satu tempat yang selalu panas, misalnya di Bekasi, Jabar, belum tentu berarti hal menggirangkan hati. Sejuk disertai hujan deras, banjir, dan tanah longsor, bukanlah kabar baik.
Kita semua tahu kepanjangan BMKG. Apa yang mereka urusi bukan perkara sepele. Dahulu pada zaman kejayaan TVRI sebagai pemain tunggal, warga Jateng bisa mempercandakan prakiraan cuaca sebagai New York Cerah, Makkah Berawan, Salatiga Hati Beriman, Semarang Kota Atlas, Solo Berseri, Klaten Bersinar, Boyolali Tersenyum, dan seterusnya.
Kini sebagian slogan lama itu sudah direvisi. Prakiraan cuaca kini bisa disikapi lebih serius, tak perlu menunggu jadwal siaran televisi. Dengan ponsel semuanya ada. Dalam sekejap.
Potensi Banjir Besar Jabodetabek
Siapapun Anda yg tinggal di Jabodetabek dan khususnya Tangerang atau Banten, mohon bersiap dengan hujan ekstrem dan badai dahsyat pada 28 Desember 2022. pic.twitter.com/F57FLpdD82
— Prof. Dr. Erma Yulihastin (@EYulihastin) December 26, 2022
4 Comments
Iya, beda dengan zaman now.
Oya saat saya masih di TribunSolo.com, konten tentang prakiraan cuaca, rutin tiap hari, termasuk yang diklik banyak visitor.
Kesan saya sih mulai awal 2000-an orang lbh peduli cuaca
Saya juga mengandalkan prakiraan cuaca di ponsel, untuk kepentingan usaha istri saya (cuaca panas biasanya jumlah pembeli di kedainya banyak, cuaca hujan biasanya mengurangi jumlah pembeli, dsb, dll), dan untuk kepentingan domestik saya (cucian dan jemuran). Hanya, kadang-kadang prakiraan itu tidak cocok. Yah, namanya juga prakiraan, bukan kepastian.
👍Entah kenapa dulu masyarakat kurang peduli ramalan cuaca eh prakiraan cuaca ya. Kesan saya gitu.