Kalau boleh ge-er, saya termasuk orang yang disukai pengiklan dan media pemuat iklan karena suka iseng mengeklik reklame. Padahal hingga hari ini blog saya belum menyediakan kaveling iklan.
Tadi saat membaca Poskota saya lihat iklan mengatasi kebotakan dengan janji delapan menit rambut akan tumbuh. Wah, cukup mendekam dalam rumah selama tiga bulan sudah jadi gondrong nih, saya membatin.
Saya klik iklan itu dan sampailah saya ke sebuah laman web. Tersebutkan di sana, Dokter Budi Wijaya (ada juga versi Wijayaa) telah membuat pembaca gila. Wow!
Juga disebut, Pak Dokter itu dari AIIMS. Entahlah, apakah yang dimaksudkan adalah All India Institute of Medical Sciences. Karena gelar profesional Pak Dokter tak jelas, sehingga kita tak tahu dia dokter umum atau spesialis, saya tak tahu di lembaga manakah untuk mengeceknya. Nama Budi Wijaya itu lebih dari seorang.
Lalu dari foto saya mencoba mencari tahu. Saya menemukannya di Pinterest, foto dan ringkasannya dalam bahasa yang tak saya pahami. Lalu saya klik tautan penggiring situs, ternyata ke sebuah laman dengan sumber dari situs lain, Stil, ber-TLD Serbia (dot rs).
Karena tak paham bahasanya saya pun minta Google menerjemahkan isinya. Uh, tak ada hubungannya dengan kebotakan.
Apakah foto dalam artikel itu adalah wajah Dokter Budi Wijaya, atau malah wajah Profesor Li Guilin? Tak ada info selain keterangan bahwa foto itu dari Shutterstock. Saya cari di bank foto itu memang ada, dari karya akun imtmphoto.
Lalu, apakah saya akhirnya membeli obat penumbuh rambut dalam delapan menit itu? Oh, tidak. Saya pede dengan kebotakan saya. Saya bertopi saat siang karena kepala dengan rambut tipis, apalagi tanpa rambut, itu kalau langsung terpapar sinar matahari tidak nyaman.
Jadi? Yang saya butuhkan mestinya wig. Teman saya, Papo, orang Purwokerto, menyebutnya wig palsu. Kepribèn, wig itu kan rambut palsu. Tetapi waduh pasti pakai wig sumuk. Lalu ketika digemesin orang atau kena angin bisa lepas.
Eh ya, tentang penumbuh rambut dalam delapan menit itu saya ingat rubrik konsultasi dalam sobekan entah koran entah tabloid, ada perempuan bertanya cara menumbuhkan bulu ketiak karena pasangan barunya menginginkan “gaya aktris 80-an”. Oh, jadi ingat Eva Arnaz dan yang seangkatan.
Barusan saya cari pertanyaan itu di laman daring, ternyata ada yang serupa, di Klikdokter, tapi si penanya adalah pria. Di arsip Detik juga ada, hasil wawancara dengan dokter.
Si penanya dalam konsultasi daring maupun media cetak tadi mestinya ketemu iklan di Poskota itu. Delapan menit tumbuh. Sore bersua, kekasih masih licin kelimis, tengah malam dia sudah jadi aktris lawas yang lebat. Atau cobalah berkonsultasi ke Sukabumi Brewok Community (Β¬ Sukabumi Update). Tetapi berewokan sekaligus botak bagaimana? Ditukar dong.
Iklan Pembesar Burung di Situs Berita: Bisa Jadi Palang Jemuran
9 Comments
Wkwkwk ketahuan ya Mas, iklannya abal abal. π€£. Terniat ya Mas nge-track iklannya. ππ
Banyak kok iklan begitu. Sayang menyesatkan, mencatut sosok seolah dokter pula padahal dokter terikat kode etik dalam mengiklankan sesuatu.
Pernah saya lihat lowongan untuk pengisiannya konten blog. Teman saya bilang, ada yang hasilnya macam itu, dan tentu ada juga yang bagus, layak, dan serius, untuk sebuah produk maupun citra lembaga/perusahaan dalam garapan public relations.
π
Nah, kebayang ya Mas, iklannya aja abal-abal, pegimana produknya ya π€£π€£. Dobel abal abal. Bukannya numbuhin rambut, nanti yang ada malah membahayakan.
Hhmm begitu ya Mas, memang semua iklan, harus dicek dengan detail, apakah terpercaya atau tidak.
Kalo gak terdaftar di BPOM dan gak jelas produsennya ya abaikan saja.
Dulu banget pernah rame pemutih wajah dan leher, ternyata mengandung merkuri. π
Hasil riset lho ini, Paman.
http://lifestyle.kompas.com/read/2019/03/24/100000520/pria-botak-lebih-seksi-
π€£π€£π€£π€£π€£π€£π€£π€£
Kalo dasarnya seksi, mau gondrong mau botak ya tetap seksi. Sayang sekali dasar saya gak gitu. π
ππ¬