↻ Lama baca < 1 menit ↬

“Sebenarnya capres resmi itu kapan sih, Mas?” tanya Kamsi kepada suaminya.

“Kalo sebagai calon resmi dalam Pilpres 2024 ya tinggal KPU ngumumin, Oktober 2023. Nah, sebelum KPU menetapkan, capres dan cawapres mendaftar ke KPU September,” jawab Kamso.

“Berarti sekarang belum ada capres resmi dong?”

“Belum. Yang ada capres dari partai. Anies jadi capres yang Nasdem. Prabowo akan jadi capresnya Gerindra tapi belum ada deklarasi. Untuk sopan santun sebut aja bakal calon presiden. AHY entah. Ganjar embuh.”

“Lho, bakal menantu dan calon menantu itu sama kan, Mas? Nggak ada bakal calon menantu atau bakal calon suami, bakal calon istri….”

“Atau bakal calon mertua. Mungkin juga ada bakal calon duda dan janda.”

“Nggak lucu ah!”

“Terus masalahmu apa, Jeng?”

“Kok Anies udah start kampanye? Terus kenapa Jokowi endorse Ganjar secara tersamar, kayak nantang Mega?”

“Lha Anies kan udah nggak jadi gubernur. Punya waktu buat mempromosikan diri sebagai bacapres. Ganjar nunggu sabda Simbok Banteng, jadi di mata publik sampai hari ini dia cuma dikenal sebagai Gubernur Jateng, bahkan mungkin di Indonesia bagian lain dia cuma dikenal sebagai salah satu gubernur di Pulau Jawa. Soal Jokowi, aku setuju Fahri Hamzah dan lainnya, mestinya Jokowi nahan diri karena posisi dia kan sebagai pemersatu bangsa, itu peran yang diemban setiap presiden, karena bukan inkumben bacapres.”

“Ini baru Anies yang aktif aja di grup WA udah rame. Gimana kalo bacapres berikutnya nyusul? Bakalan makin baceprot tuh WA!”

“Ya keluar aja dari grup. Kalo semua keluar, entar tinggal adminnya.”

“Halah, ada grup isinya tiga puluh orang yang jadi admin sepuluh, Mas.”

“Aneh. Mestinya semua jadi admin.”

¬ Gambar praolah: Unsplash, akun Facebook Anies Baswedan

Heboh tabloid Anies

Napa sih kubu Anies dan Ganjar ribut mulu?