Anda yang memegang Kompas edisi cetak hari ini (3/12/2022) langsung paham yang tersebutkan dalam judul posting ini. Halaman 1 dan halaman 16 sebenarnya berhadapan, hanya dipisahkan oleh lipatan, menjadi halaman depan dan belakang.
Karena saya sekarang hanya melanggani edisi digital yang di dalamnya sudah termasuk e-paper, tidak lagi dobel berupa versi cetak dan digital, saya tak tahu apakah halaman 17-24 berada dalam bundel berbeda seperti section B atau suplemen.
Untuk infografik agenda nasional 2023, di halaman 20-21, sih pembaca e-paper tidak bingung. Kenapa? Karena tak seperti tampilan halaman 1, yang ketika tombol spread diklik tentu saja hanya muncul satu halaman, bukan dua halaman.
Soal desain visual dengan halaman menyeberang sebenarnya hal jamak dalam buku, majalah, dan koran. Untuk halaman depan koran, jaket iklan kadang memanfaatkan dua halaman depan dan lembar sebaliknya, seperti iklan Pertamina di Kompas pada 2020, tetapi tidak mungkin bolak-balik jika berkertas kalkir seperti iklan Mazda CX-5 di Kompas sepuluh tahun silam.
Dalam edisi Kompas hari ini, dengan berita utama hajatan mereka, tampilannya agak aneh karena merupakan berita biasa atas nama edisi khusus, bukan berupa poster atau infografik. Maksud saya tak seperti edisi ultah ke-55 pada Juni 2020.
Tetapi benarkah pembaca menjadi bingung dan menganggap aneh? Ah, itu hanya istilah saya. Tak ada pembaca bingung karena pembaca e-paper mengalami era koran cetak. Masih natif, belum sepenuhnya imigran digital. Kaum imigran pol lahir dan tumbuh tanpa pernah memegang koran.