Batu pink ada beneran, sebagai lahar beku di Armenia. Soal tingkat rasa manis itu pasal persepsi.
↻ Lama baca < 1 menit ↬

Wafer pink lava dari Nabati

Di minimarket saya lihat wafer pink lava itu. Pasti manis banget. Persepsi saya kadung terbentuk sejak kecil: makanan dan minuman jambon pasti manis, bisa melebihi warna yang lain. Saya beli. Terasa manis banget. Yakin?

Ehm, sebetulnya warna lain dari wafer itu juga terlalu manis. Gula dalam per sajian Nabati adalah lima gram, dengan total karbohidrat 11 gram (tiga persen dari kebutuhan energi 2.150 kalori). Saya lupa kalau Selamat berapa, hanya tahu kalau lebih enak.

Tetapi soal kurang manis, manis pas, dan terlalu manis itu menyangkut persepsi, apalagi untuk orang dengan lidah kurang peka rasa seperti saya. Hanya dengan tes buta, tanpa merek, para ahli cicip tulen bisa menilai.

Tentang label pink lava? Lahar kok jambon. Dari laman majalah Smithsonian, milik Institusi Smithsonian, di Washington D.C., Amrik, yang punya museum dan bereputasi dalam kajian historis banyak hal, kita akan tahu bahwa lava jambon memang ada, di Armenia.

Bebatuan di sana, termasuk yang untuk bangunan, sebagai lahar yang membeku memang berwarna jambon dengan banyak gradasi. Maka Yerevan, ibu kotanya, berjuluk Pink City. Kota Jambon. Di media sosial ada saja posting tentang kota itu dari pelancong Indonesia.

¬ Foto tembok dari Unsplash

Daun berwarna beram, kapisa, atau entah apalah

2 thoughts on “Warna jambon identik dengan manis padahal pink lava asli tidak

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *