↻ Lama baca < 1 menit ↬

Ketika ikan cupang belum naik daun lagi pada awal Covid-19, seseorang yang butuh ikan itu untuk membasmi jentik menanya saya di mana belinya. Saya jawab ada tiga opsi: kios ikan hias seperti di Petamburan, Jakbar, atau di lapak daring, atau… dekat sekolah. Maksud saya SD, bukan sekolah bisnis berjenjang S1 sampai S3.

Untuk cupang, tak semua kios ikan hias punya, apalagi jika jualannya ikan bagus mahal. Selain dekat SD, penjual cupang dan ikan hias lain yang murah biasanya ada di pasar kalau pagi. Penjualnya mangkal di sana lalu siang berkeliling.

Peminat ikan hias yang dijajakan keliling dan di pinggir jalan biasanya anak-anak, atau orang tua yang membelikan ikan untuk anaknya. Kadang akuariumnya menyusul. Begitu pun perlengkapannya, semacam filter dan aerator — kalau cupang sih cukup ditaruh stoples astor. Atau bisa juga di rumah sudah ada kolam. Tak ada kolam? Zaman dulu ketika nak mandi berukuran besar, ikan pun dimasukkan ke sana, asalkan air bak tak mengandung kaporit.

Lantas berapa harga setiap jenis ikan yang dijajakan di Pasar Kecapi, Jatiwarna, Pondokmelati, Bekasi, yang juga dekat dengan SD ini? Tak ada yang bisa saya tanya. Penjualnya entah ke mana. Kata orang toko kantong plastik, “Nggak tau juga, Pak. Lagi makan kali.”

Raket nyamuk yang lemot itu kadang justru bagus

Rumah ikan

Apakah cupang mencupang masih disukai?