Ya, tahu jebrot. Itu istilah internal keluarga saya. Kalau tahu gejrot dari Cirebon beda lagi dan saya suka. Ada rasa asamnya. Karena belimbing wuluh. Tersaji di atas cobek gerabah.
Kalau tahu jebrot ya tahu goreng dipenyet sampai njebrot di atas cobek berisi sambal kecap dan bawang merah yang banyak. Makanan lain di atas cobek batu yang saya suka adalah brambang asem.
Tadi pagi sepulang dari keliling area, termasuk melongok proyek polder, dan mengerjakan ini itu, Nyonya Rumah menyajikan tahu jebrot. Kalau pagi sering kami gado, tetapi kalau lapar ya ditambahi nasi. Tadi pagi saya begitu.
Makannya di teras atau ruang depan. Kalau sarapan, belakangan ini saya kadang di teras. Tak soal, dari jalan tak kelihatan. Karena ngopi dan ngemil juga di teras. Baca dan ngeblog juga lebih sering di teras.
Kalau tahu jebrot dibikin siang ya untuk lauk. Bagi saya cukup.
5 Comments
Alhamdulillah. Enak banget ini. Ikut senang membacanya, Mas. Apalagi dibikinin istri tercinta, pastiii rasanya super maknyusss 😅🥰
Terima jadi, Mbak Uril! 🙏👍💐🎶
Wah enak ini, sang njebrot, asal tidak pedhes (untuk saya).
Tentu, kalo pedes banget saya emoh 😁
Kalau pedhes, saya langsung diare.🙈