Kalau cabai masih bisa kita pakai lagi, padahal murah, kenapa mesti kita buang? Dibilang pelit biarin.
↻ Lama baca < 1 menit ↬

Menyelamatkan cabai sisa

Cabai rawit hijau itu saya selamatkan tadi malam setelah tahu susur oleh-oleh sudah habis. Tak ada niat menggado karena saya tak berminat. Kalau harus memilih, saya lebih suka nyeplus bawang merah tanpa kulit.

Cabai bisa mahal bisa murah. Pokoknya fluktuatif. Tetapi ketika sedang murah pun kita tak perlu membuang cabai, apalagi kalau kita merasa esoknya masih bisa mengonsumsi. Hari ini cabai sisa itu menjadi tambahan untuk sambal kecap tahu jebrot.

Semua pangan dihasilkan dengan serangkaian proses panjang. Kurang bijak jika kita langsung membuangnya padahal masih bisa dipakai. Cabai dimulai dari pembibitan, penanaman, perawatan, panen, hingga pengangkutan. Padahal mata rantai transportasi berbahan bakar fosil. Setiap tahap proses adalah biaya.

Kita boroskan makanan sebagai sampah Rp330 T

Lain halnya jika cabai sisa tak dapat kita olah, untuk disemaikan pun tidak bisa — tepatnya: kita yang tidak mampu — maka terpaksa kita buang. Sebelumnya ya jangan ambil apapun jauh melebihi kebutuhan.

¬ Harga cabai dari Pasar Induk Kramatjati, Info Pangan Jakarta

Harga lebay cabai bikin capai

Etiket cabai tinggal petik

Cabai di luar tembok

Cabai Buntung

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *