Cabai rawit hijau itu saya selamatkan tadi malam setelah tahu susur oleh-oleh sudah habis. Tak ada niat menggado karena saya tak berminat. Kalau harus memilih, saya lebih suka nyeplus bawang merah tanpa kulit.
Cabai bisa mahal bisa murah. Pokoknya fluktuatif. Tetapi ketika sedang murah pun kita tak perlu membuang cabai, apalagi kalau kita merasa esoknya masih bisa mengonsumsi. Hari ini cabai sisa itu menjadi tambahan untuk sambal kecap tahu jebrot.
Semua pangan dihasilkan dengan serangkaian proses panjang. Kurang bijak jika kita langsung membuangnya padahal masih bisa dipakai. Cabai dimulai dari pembibitan, penanaman, perawatan, panen, hingga pengangkutan. Padahal mata rantai transportasi berbahan bakar fosil. Setiap tahap proses adalah biaya.
Lain halnya jika cabai sisa tak dapat kita olah, untuk disemaikan pun tidak bisa — tepatnya: kita yang tidak mampu — maka terpaksa kita buang. Sebelumnya ya jangan ambil apapun jauh melebihi kebutuhan.
¬ Harga cabai dari Pasar Induk Kramatjati, Info Pangan Jakarta