Lampu LED tempel bersensor gerak, untuk bawah ambalan rak, itu sudah habis baterai. Untunglah saya punya stok baterai AA dan AAA. Baterai kancing CR2032 juga ada. Apa boleh buat masih ada saja alat tanpa baterai melekat berjenis isi ulang.
Maka sambil mengganti baterai — batu baterai, kata wong lawas (lihat gambar iklan baterai ABC, 1985) — saya pun melamun.
Pertama: bagaimanapun baterai sekali pakai adalah pilihan paling praktis. Baterai AA dan AAA isi ulang masih mahal. Padahal untuk sekian kali pakai jatuhnya bisa murah, tetapi harus punya cadangan dan telaten mengecas seperti terhadap beterai 18650.
Tetapi membeli baterai 18650 dan saudaranya harus cermat, jangan tergoda harga, apalagi banyak barang palsu. Sandalian lebih paham soal baterai jenis ini ini berikut kegunaannya, untuk senter santai, senter serius, atau vaping.
Kedua: baterai isi ulang juga akan pensiun setelah sekian ratus atau ribu kali pengecasan. Yang menjadi masalah, pemerintah setahu saya belum mengatur, berupa praktik dan sanksi, bukan cuma kebijakan di atas kertas, untuk pembuangan segala jenis baterai, dari baterai kancing sampai aki basah dan kering — dan tentu baterai sepeda motor dan mobil listrik.
Maka saya berharap, di IKN Nusantara soal sampah baterai ini sudah ada dan berfungsi. Bukan cuma dipikirkan dan disiapkan melulu. Kalau perda soal sampah baterai saya belum tahu, mungkin sudah ada tetapi tak saya temukan.
¬ Gambar iklan baterai ABC: Iklan Jadul Indonesia (Facebook)
¬ Masalah daur ulang baterai lithium sila baca BBC Indonesia
7 Comments
Jadi ingat, di kampung saya dulu batu baterai disebut dengan “batu” saja, tanpa “baterai”. Kalau “batere” artinya senter :D
Sangat betul. Pernah saya tulis di blog soal itu 😁
Iya Paman.
Dulu harus ngirit karena klaim ke kantor dibatasi rupiahnya.😁
BTW alat ujtuk ngecas masih ada, tapi nggak tahu masih bisa dipakai apa tidak.
Di tempat saya dulu biaya fotografi sempat meledak, tinggal catat dan ambil, lalu ditertibkan. Film negatif berwarna dan hitam putih sekian jenis ISO, slides. Baterai juga boros. Biaya cuci cetak warna dan slides juga. Kalau cuci cetak hitam putih di kantor, ada petugas kamar gelap.
Saya jadi ikut melamun, lalu teringat bahwa sebelum 1998, tatkala saya jadi reporter harian Surya di Solo, saya membeli baterai isi ulang enam buah atau berapa saya lupa, sekaligus beli alat pengecasnya. Baterai-baterai itu saya pakai untuk pengisi energi lampu kilat.
👍Blitz memang boros baterai ya