Dari sekian banyak foto berita di Kompas tentang nelayan dan perikanan laut baru-baru ini, ada satu foto yang menambah pengetahuan umum saya: nelayan memasukkan anyaman pelepah daun kelapa (belarak) ke dalam kapal menjelang melaut untuk menangkap ikan. Belarak itu masih segar, hijau, seperti yang dipakai untuk bleketepe.
Soal belarak ini hal baru bagi saya. Memang tak berarti saya banyak tahu soal nelayan dan kebaharian, namun info tentang belarak masuk ke perut kapal, bukan perahu, itu info anyar bagi saya.
Sebagai foto berita, kapsinya jelas, dengan pemerian (deskripsi) ringkas, bahkan jumlah 350 pasang anyaman pun termaktub. Baiklah saya salin.
Anak buah kapal memasukkan 350 pasang ganyaman pelepah daun kelapa ke dalam perut kapal penangkap ikan sebelum berangkat melaut di Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman, Jakarta Utara, Kamis (13/10/2022). Anyaman tersebut akan ditebar di tengah laut dan digunakan sebagai rumpon, agar ikan berkumpul di bawahnya, sehingga lebih mudah dijaring.
Di YouTube mungkin ada konten belarak nelayan, tetapi butuh waktu untuk menikmati video. Di media lain? Soal belarak mungkin juga ada, dari foto Antara maupun jepretan sendiri, tetapi saya tidak tahu. Hmmm… saya merasa fotografi makin menjadi konten mewah bagi umumnya media berita daring.
Menggaji beberapa fotografer, bahkan ada yang di biro daerah, dengan peralatan layak, termasuk drone yang bagus, adalah investasi tak mahal sejak zaman media cetak dan kamera analog. Menugasi fotografer luar, seperti dilakukan media kuat di luar negeri, dengan contoh ekstrem National Geographic, jelas amat mahal. Bujet redaksi di Indonesia bisa jebol, padahal foto bagus tak menjamin tiras cetak dan trafik daring tetapi lebih menjamin untuk layak bajak.
Saya senang jika kesan saya ini ternyata salah dan Anda bantah.
Ada seloroh pahit, pembaca berita daring juga tak butuh foto bagus kecuali jika menyangkut foto pesohor yang diambil dari Instagram si seleb. Bahkan foto kedai dan kuliner pun dari Instagram.
Pilih mana konten visual bagus dengan gaji awak redaksi cekak atau sebaliknya?
— alex medina (@mrmedina) September 8, 2017
2 Comments
Pilih konten visual bagus dengan gaji awak redaksi bagus juga….
BTW, foto kedai dan kuliner diambil dari Instagram, nah, itu termasuk kedai istri saya.😁
Kalo pake cara sematan (embedded) masih mendingan sih